JurnalPatroliNews – Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat desakan kuat untuk segera mengungkap tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI). Kasus ini diduga melibatkan pejabat tinggi, termasuk Gubernur BI dan Direktur Utama BI.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), H. Aminullah Siagian, menegaskan bahwa KPK tidak boleh ragu dalam menangani kasus ini, meskipun menyeret nama pejabat berpengaruh.
“KPK harus berani menetapkan tersangka, meskipun mereka memiliki jabatan tinggi seperti Gubernur BI dan Dirut BI. Publik sedang menyoroti aliran dana CSR yang dipertanyakan ini,” ujar Aminullah dalam keterangannya pada Rabu, 12 Februari 2025.
Ia mengkritik lambatnya proses hukum dalam kasus ini, meskipun KPK telah memanggil berbagai pihak untuk dimintai keterangan serta melakukan penggeledahan. Menurutnya, ketidakpastian ini hanya akan memperkuat keraguan masyarakat terhadap independensi KPK.
Sebagai bentuk tekanan lebih lanjut, GPA berencana menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan gedung KPK jika tidak ada langkah konkret dalam waktu dekat.
“Kami akan menurunkan 5.000 orang untuk melakukan aksi menginap selama tiga hari di depan KPK demi mendorong kasus ini segera dituntaskan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Aminullah menyoroti adanya dugaan aliran dana CSR BI yang melibatkan seluruh anggota Komisi XI DPR RI periode 2019-2024. Ia menilai penting bagi KPK untuk segera mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab agar kasus ini tidak berlarut-larut.
“KPK harus segera mengumumkan siapa saja yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Transparansi adalah kunci agar publik tidak semakin kehilangan kepercayaan,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pasca-revisi UU KPK pada 2019, banyak pihak meragukan independensi lembaga antirasuah ini, terutama dalam menangani kasus yang melibatkan pejabat tinggi.
“Kami tidak ingin anggapan bahwa KPK kehilangan taringnya setelah revisi UU KPK 2019 semakin menguat. Karena itu, kasus ini harus diusut hingga tuntas,” pungkasnya.
Komentar