JurnalPatroliNews – Bali – Lagu “Strawberry Moon” oleh soloist KPop, IU, yang dirilis pada tahun 2021, menceritakan tentang perasaan cinta yang lebih indah dari bulan merah muda. Namun, “Strawberry Moon” bukan hanya judul lagu, melainkan juga sebuah fenomena alam yang langka dan menarik perhatian dunia pada Juni 2024 ini.
Apa Itu Strawberry Moon?
Menurut NASA, Strawberry Moon adalah Bulan Purnama yang tampak lebih besar dan berwarna oranye kemerahan. Fenomena ini terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024, dan masih bisa disaksikan pada Sabtu, 22 Juni 2024. Di Indonesia, puncaknya diprediksi terjadi pada malam ini, Sabtu, 22 Juni 2024.
Sejarah Penamaan Strawberry Moon
Nama Strawberry Moon berasal dari suku asli Amerika Utara yang mengaitkannya dengan masa panen stroberi liar pada bulan Juni. NASA mengkonfirmasi bahwa penamaan ini juga terdapat dalam kalender Petani Maine pada tahun 1930-an. Suku Algonquin menyebut bulan purnama ini berdasarkan musim panen stroberi yang berlangsung singkat dibandingkan masa kini. Suku Anishinaabe (Ojibwe) menyebutnya sebagai Ode’miin Giizis, waktu untuk perjamuan tahunan dan menyambut orang yang kembali.
Nama Lain dari Strawberry Moon
Strawberry Moon juga dikenal sebagai Bulan Madu atau Mead oleh bangsa Eropa Kuno. Mead adalah minuman fermentasi madu, dan Juni dianggap sebagai waktu panen madu yang menjadikan bulan ini “termanis”. Nama Bulan Madu juga dikaitkan dengan bulan pertama pernikahan, saat banyak pasangan menikah di bulan Juni. Di beberapa bagian Eropa, bulan purnama di Juni disebut Bulan Mawar, karena mawar biasanya mekar pada bulan ini.
Variasi Penamaan di Berbagai Budaya
Selain Strawberry Moon, fenomena ini juga memiliki nama lain seperti Bulan Bertelur atau Opiniyawiwipisim oleh suku Cree, mengacu pada waktu burung-burung mulai bertelur. Dalam kalender tradisional China, bulan ini disebut Bulan Pohon Sengon atau Huaiyue. Di Selandia Baru, suku Maori menyebut bulan purnama Juni sebagai Hongonui, yang berarti bulan yang sangat dingin karena merupakan pertengahan musim dingin di belahan bumi selatan.
Kalender Hindu Bali dan Purnama Mala Sadha
Di Bali, umat Hindu merayakan rahinan Purnama Mala Sadha pada tanggal 21 Juni 2024, yang jatuh pada Sukra Wayang dalam kalender Bali. Purnama Mala Sadha adalah sasih kedua belas menurut surya pramana dan candra pramana, yang menggambarkan posisi matahari, bulan, dan bintang yang tidak seimbang. Pada Purnama ini, umat Hindu Bali dianjurkan untuk tidak melakukan upacara melukat atau keramas karena dianggap sebagai purnama yang tidak bersih.
Dengan berbagai penamaan dan tradisi yang mengiringinya, Strawberry Moon bukan hanya fenomena alam yang indah, tetapi juga kaya akan sejarah dan budaya di berbagai belahan dunia.
Komentar