Agus Suradnyana Ngaku Pernah Kunci Wartawan Dalam Ruangan Dan Hendak Membenturkan Kepala Wartawan Ke Dinding

JurnalPatroliNews – Singaraja,– Ada sebuah pernyataan mengejutkan di sampaikan Bupati Buleleng periode 2012-2022 Putu Agus Suradnyana saat menyampaikan kata perpisahan pada acara pisah kenal Bupati Buleleng periode 2012-2022 dengan Penjabat Bupati Buleleng di halaman Rumah Jabatan Bupati Buleleng di Jalan Ngurah Rai No 2 Singaraja, Senin (29/8/2022) malam.

Apa pernyataan itu? Ternyata selama 10 tahun menjabat Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana pernah mengunci wartawan dalam ruangan dan hendak membenturkan kepala wartawan yang bersangkutan ke dinding.

“Saya pernah memasukkan waratawan dalam ruangan, dan saya kunci pintu. Saya maunya benturkan kepalanya ke dinding. Tapi tidak jadi. Saya tantang dia (wartawan, red),” ucap Agus Suradnyana dengan bangga di hadapan Pj Bupati Buleleng I Ketut Lihadnyana dan tamu undangan termasuk wartawan.

Ironisnya, setiap pejabat yang naik memberikan sambutan, tidak ada satu pun yang menyebut wartawan. Padahal sebelumnya dalam setiap acara baik Putu Agus Suradnyana maupun Nyoman Sutjidra selalu menyebut wartawan dalam kata pembukaan. Kali ini benar-benar wartawan dilupakan dari bibir para pejabat.

Begitu pula Pj Bupati Buleleng I Ketut Lihadnyana. Namun, ia masih sempat meminta Agus Suradanyana agar tidak bertindak kasar terhadap wartawan. “Tadi Pak Bupati bilang mau benturkan kepala wartawan ke dinding. Tapi jangan Pak,” ujar Lihadnyana sambil tersenyum.

Pada bagian lain, PJ Bupati Buleleng Lihadnyana menegaskan bahwa Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng selanjutnya masih harus menunggu Pemilu Serentak yang rencananya akan diselenggarakan pada tahun 2024 kelak, namun netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akan terus dijaga selama jeda waktu 2 tahun itu.

Pj Bupati Lihadnyana mengingatkan jajaran ASN Pemkab Buleleng untuk tidak aktif melakukan politik praktis dan bersifat netral dalam menyambut pesta demokrasi yang akan datang

“Saya tidak ingin selama saya jadi penjabat bupati, ada ASN yang tidak netral, oleh karena itu mari kita bersama-sama, pesan ini mohon diinternalisasi kepada diri kita masing-masing,” pintanya.

Pelaksanaan program kerja Pemkab Buleleng juga Lihadnyana harapkan agar bebas dari campur tangan kepentingan politik, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja Pemkab Buleleng secara keseluruhan.

“Saya juga tidak menginginkan para ASN dalam menjalankan program kegiatan, berada pada sebuah rasa takut dan tekanan-tekanan dari pihak luar, di sinilah tugas saya dengan pak sekda untuk menghilangkan itu, sehingga pure kita itu membangun pada sebuah kondisi yang nyaman,” ucap mantan Penjabat Bupati Badung itu.

Lihadnyana yang sebelumnya memimpin Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali itu juga ingin meningkatkan taraf hidup ASN. Hal itu, karena tidak dipungkiri ASN merupakan subjek penting dalam pembangunan daerah.

“Saya juga ingin mewujudkan kesejahteraan ASN, karena selama pemerintahan ada, ASN pun ada,” demikian Lihadnyana.

(frs)

Komentar