Bima Arya Minta Wisata Malam Glow Kebun Raya Bogor Dihentikan

JurnalPatroliNews – Jakarta, Wali Kota Bogor Bima Arya meminta pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) menghentikan operasional wisata malam dengan cahaya lampu atau glow sampai ada hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IPB University.

Permintaan tersebut disampaikan Bima di Balai Kota Bogor, Selasa (28/9), setelah berdialog dengan pengelola KRB dari PT Mitra Natura Raya (MNR).

Bima menyampaikan kepada pengelola KRB ada surat dari para ahli botani, mantan pimpinan KRB, yang menyatakan keberatan terhadap rencana operasional wisata malam di kawasan konservasi tumbuhan tersebut.

Dia meminta agar BRIN dan IPB University melakukan kajian ilmiah terkait wisata malam di KRB yang memanfaatkan lampu-lampu sorot, dikhawatirkan dapat mengganggu habitat tanaman dan ekosistem yang ada.

“Wisata malam itu disetop dulu sampai ada hasil kajian para ahli BRIN dan IPB University. Hasil kajian ilmiah ini sangat penting sebagai landasan untuk memutuskan, apakah wisata malam itu bisa dioperasikan atau tidak,” katanya dikutip Antara.

Bima juga menugaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Deny Wismanto untuk membantu mengoordinasikan BRIN dan IPB, melakukan kajian tersebut.

“Apapun jawabannya dari BRIN dan IPB, nanti kami komunikasikan lagi dengan PT MNR. Prinsipnya, kami ingin memastikan semuanya berjalan sesuai karakter Kota Bogor dan potensi yang ada di KRB,” katanya.

Lima mantan kepala KRB telah membuat surat terbuka untuk menyikapi wisata malam yang akan dioperasikan pengelola KRB, yakni PT MNR.

Wisata malam yang dimaksudkan adalah wisata glow yakni destinasi permainan cahaya dengan pohon sebagai latar belakangnya. Wisata glow ini dinilai dapat mengganggu kehidupan hewan dan serangga penyerbuk di KRB.

Kelima mantan pimpinan KRB itu adalah, Prof Dr Made Sri Prana (1981-1983), Prof Dr Usep Soetisna (1983-1987), Dr Ir Suhirman (1990-1997), Prof Dr Dedy Darnaedi (1997-2003), dan Dr Irawati (2003-2008).

Surat terbuka itu ditujukan kepada Sekretaris Utama BRIN, Plt. Direktur kemitraan Riset dan Inovasi BRIN, Plt. Direktur pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Plt. Kepala kantor Pusat Riset Konservasi BRIN, dan Direktur Utama PT MNR, tertanggal 20 September 2021.

BRIN Tanggapi Glow KRB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menanggapi rencana penghentian operasional wisata malam dengan cahaya lampu atau glow.

Dia menjelaskan, kebun raya memiliki lima fungsi utama, yaitu konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. Menurutnya, kelima fungsi tersebut membutuhkan inovasi agar kebermanfaatannya optimal dirasakan publik.

Handoko mengatakan kegiatan komersial di Kebun Raya sudah ada sejak dulu. Dia menjelaskan keberadaan kafe, guest house dan bahkan hotel, fotografi komersial, menandakan bisnis berlangsung.

“Saat ini sama, namun untuk hotel sudah ditutup sejak sebelum pandemi. Tetapi saat ini seluruh kegiatan komersial dikelola oleh mitra dengan relasi bisnis yang jelas sehingga pendapatan negara lebih optimal, serta pengelolaannya transparan dan akuntabel,” kata Handoko dalam keterangan tertulis.

Plt. Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto mengatakan fungsi edukasi dan wisata di Kebun Raya Bogor akan menampilkan inovasi untuk menggandeng publik seluas-luasnya agar datang berkunjung ke kebun raya.

“Program inovatif yang dinamakan Glow tersebut terinspirasi dari berbagai kebun raya di luar negeri yang mengadakan wisata malam. Beberapa negara sudah lebih dulu memiliki program wisata malam di kebun rayanya,” tuturnya.

“Glow juga tidak diselenggarakan setiap hari, saat ini hanya Sabtu dan Minggu, dan ke depan maksimal hanya 4 kali dalam satu minggu,” tambahnya.

Sejumlah kebun raya yang memiliki program sejenis Glow antara lain terdapat di Desert Botanical Garden (Phoenix, Arizona), Singapore Botanic Gardens (Singapura), Fairchild Tropical Botanic Garden (Miami, USA), Atlanta Botanical Garden (Atlanta), dan Botanical Garden Berlin (Jerman).

(antara)

Komentar