BPBD Kabupaten Nias Utara Aktifkan Posko Penanganan Darurat Banjir di Wilayahnya

JurnalPatroliNews – JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nias Utara merespons dengan sigap bencana banjir yang terjadi di wilayahnya. Upaya tersebut dilakukan di bawah koordinasi pos komando (posko) penanganan dampak banjir yang didirikan di dua kecamatan pada Minggu (15/8), sekitar pukul 07.56 WIB.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nias Utara Herman yang dihubungi via telepon siang tadi. Posko di tingkat kabupaten mengaktifkan pos lapangan yang berada di dua kecamatan paling terdampak, yaitu Kecamatan Lahewa Timur dan Sitolu Ori. Pos tersebut mempermudah BPBD dan dinas terkait lainnya untuk melakukan upaya penanganan darurat.

“Kami telah mendirikan pos pengungsi dan kedaruratan pada dua kecamatan terdampak, tepatnya di Kecamatan Lahewa Timur dan Sitolu Ori guna membantu masyarakat melakukan aktivitas pembersihan dan menyediakan kebutuhan pangan,” ujar Herman melalui sambungan telepon, Minggu (15/8).

Herman juga mengungkapkan para warga terdampak masih bertahan di rumah masing-masing dan BPBD setempat mendukung aktivitas mobilisasi warga dengan perahu karet.

“Para warga masih bertahan di rumah masing-masing sehingga kami menyediakan perahu karet untuk membantu mobilisasi masyarakat serta evakuasi ke tempat yang telah kami sediakan,” tambahnya.

Banjir yang dipicu hujan dengan intensits tinggi mengakibatkan debit air Sungai Muzoi, Ehau dan Tumula meluap dan merendam 500 unit rumah warga. Pantuan BPBD setempat tinggi muka air hingga 200 cm. Sebanyak empat kecamatan yang terdampak banjir tersebut, yaitu Kecamatan Lahewa Timur, Alasa, Lotu dan Sitolu Ori. Hingga siang tadi BPBD setempat masih melakukan kaji cepat serta pendataan kerugian materil akibat banjir.

BPBD Kabupaten Nias Utara melaporkan bahwa cuaca di sekitar lokasi kejadian mendung dan beberapa wilayah lain masih dilanda hujan ringan. Berdasarkan prakiraan cuaca tiga hari ke depan mulai Minggu (15/8) hingga Selasa (17/8) yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Sumatera Utara didominasi cuaca berawan dan hujan ringan.

Banjir Kabupaten Tanah Laut Berangsur Surut

Banjir juga melanda salah satu wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Tanah Laut. Peristiwa ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi dalam tiga hari terakhir sejak Kamis lalu (12/8). Kondisi tersebut menyebabkan kenaikan debit air di Kecamatan Jorong dan Kintap pada Sabtu (14/8), pukul 08.00 WITA. Ketinggian muka air (TMA) yang merendam 957 unit rumah terpantau antara 80 hingga 100 cm.

Esty Wulandari selaku personel Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Tanah Laut mengatakan bahwa saat ini, Minggu (15/8), banjir di beberapa titik wilayah telah berangsur surut.

“Situasi cuaca pagi ini cerah dan berdasarkan laporan rekan Tim Reaksi Cepat (TRC) di lapangan, beberapa titik wilayah yang terendam banjir,” ungkap Esty melalui sambungan telepon, Minggu (15/8),

“Untuk di Kecamatan Jorong penurunan TMA sudah mencapai 20 sentimeter, sedangkan di Kecamatan Kintap 10 sentimeter,” tambahnya.

Esty menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Tanah Laut rentan terjadi banjir jika dilanda hujan lebat dalam kurun waktu berturut-turut. Namun, BPBD dan perangkat daerah setempat telah memasang alat peringatan dini yang terletak pada Desa Kintapura sehingga ketika hujan berhari-hari menyebabkan debit air naik, maka alat tersebut akan aktif dan masyarakat dapat melakukan persiapan untuk menghadapi potensi banjir.

“Bahkan sebelum alat tersebut berbunyi namun hujan telah terjadi dalam kurun waktu tertentu, masyarakat telah siap siaga. Simulasi dan sosialisasi terkait banjir senantiasa kami lakukan secara berkala pada termpat yang berpotensi banjir maupun daerah sekitarnya,” tambahnya.

Esty juga mengungkapkan para warga terdampak banjir masih bertahan di rumah masing-masing. BPBD bersama petugas pemadam kebakaran dan TNI melakukan gotong royong untuk menyediakan dan mendistribusikan kebutuhan pangan bagi warga yang bertahan di rumah.

Kecamatan Kintap merupakan wilayah paling banyak terdampak banjir dengan enam desa, yaitu Desa Kintap, Kintap Kecil, Kintapura, Pasir Putih, Riam Adungan dan Salaman. Sedangkan di Kecamatan Jorong, desa terdampak yaitu Desa Asam-Asam.

Data sementara BPBD menyebutkan bahwa sebanyak 3.630 jiwa di tujuh desa tersebut terdampak banjir.

BMKG menginformasikan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan pada tiga hari ke depan akan didominasi cuara cerah berawan, hujan ringan dan hujan disertai petir. BMKG turut mengeluarkan peringatan dini untuk Selasa mendatang (17/8) terkait waspada potensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang dan sore hari di wilayah Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu, Kotabaru dan sekitarnya.

Berdasarkan kajian InaRISK, Kabupaten Nias Utara dan Tanah Laut memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang masing-masing memiliki potensi risiko berdampak pada 11 kecamatan.

Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana banjir dengan melakukan pemantauan cuaca secara berkala melalui laman BMKG dan melihat potensi risiko bencana melalui InaRISK. Selain itu, masyrakat bersama perangkat daerah setempat dapat melakukan upaya mitigasi dan pencegahan dengan memasang alat peringatan dini sederhana serta melaksanakan simulasi bencana secara berkala.

Masyarakat juga dapat melakukan pembersihan daerah resapan dan saluran air, area sekitar sungai dan mempersiapkan area penampungan air sementara untuk mengantisipasi peningkatan debit air ketika hujan turun.

Komentar