BPIP Ajak Guru Menanamkan Pancasila Dalam Seluruh Mata Pelajaran

Mengenai tantangan pengaplikasian Pancasila untuk anak-anak saat ini, pakar komunikasi politik ini menunjuk pada tantangan globalisasi.

“Politik global saat ini mengubah total tatanan hidup kita. Pancasila seharusnya menjadi filter, kesadaran, bagi setiap insan manusia di Indonesia. Siswa, anak, harus disadarkan dan diperkenalkan. Ruang digital harus dipakai sebaik-baiknya untuk mengenalkan dan melakukan implementasi Pancasila di Indonesia,” imbuhnya.

“Kita semua harus keluar dari lingkaran kenyamanan kita, dan peduli. Cari metodologi yang efektif agar anak-anak tidak dibebani sejarah masa lalu yang gelap, tetapi masa depan seperti fajar menyingsing. Bukan Pancasila sebagai kesalahan rezim, tetapi Pancasila sebagai inti kehidupan bangsa Indonesia,” tutupnya.

Ngatawi menyatakan bahwa niai-nilai yang diimplementasikan di Desa Bengkala harus bisa dilakukan di Indonesia.

“Nilai-nilai yang muncul disana itu nilai Pancasila: ketuhanan, kemanusiaan, gotong royong, dan keadilan. Pendidikan yang tidak membedakan mereka yang berkebutuhan khusus atau tidak, masyarakat berkebutuhan khusus mendapatkan hak yang sama, bahkan ada bahasa isyarat lokal untuk memudahkan semua masyarakat berkomunikasi. Ini nilai Pancasila, ini yang harus diajarkan kepada anak-anak,” katanya.

Idris Hemay menyampaikan bahwa yang dilakukan di Desa Bengkala adalah sebuah pemenuhan nilai Pancasila.

“Dan nilai itu adalah nilai pemenuhan keadilan sosial, terutama sila kedua dan sila kelima. Lagi, pendidikan seperti ini harus dipublikasikan sehingga seluruh bangsa Indonesia tahu dan bisa mengimplementasikannya di daerah masing-masing.”

Dan sebagai penutup, Fajar Apriani sebagai perwakilan Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah Provinsi Bali, menyatakan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di Bali akan terus mendukung penanaman dan pengimplementasian Pancasila.

“Untuk juga mendukung penerapan buku teks utama pendidikan Pancasila, kami menyelenggarakan Program Nyapa Guru dan Siswa untuk sosialisasi dalam bentuk podcast, berkoordinasi untuk pembuatan media pembelajaran interaktif bagi guru Kewarganegaraan, dan melaksanakan sosialisasi secara masif di seluruh wilayah provinsi Bali,” ujarnya.

Komentar