Jro Arka: “Polres Buleleng Jangan Seperti Jalan Keong”

Preman Diajak Budi Hartawan Kembali Intimidasi Komang Putra Yasa

JurnalPatroliNews.com – Singaraja,– Korban pengancaman preman Komang Putra Yasa mengaku bahwa pada tanggal 3 Februari 2023 lalu, ia kembali didatangi preman yang sudah dilaporkannya ke Polres Buleleng. Kali ini ketiga preman itu datang bersama Budi Hartawan.

Lagi-lagi, ketiga preman dan Budi Hartawan memaksa Komang Putra Yasa untuk mengosongkan rumah yang ditempatinya di Gang Aditya, Jalan Pulau Komodo, Kelurahan Banyuning, Singaraja, Bali. “Tanggal 3 Februari 2023 saya didatangi Budi Hartawan dan membawa preman. Preman tiga orang yang sudah saya laporkan 17 Januari 2023 kemarin. Pada tanggal 17 Januari itu preman tersebut mengancam saya dan mau menghabisi saya. Ini datang lagi, dan preman ini diajak oleh Budi Hartawan, bersama oknum oknum aparat negara. Satu tentara dan satu polisi,” ungkap Komang Putra Yasa kepada sejumlah wartawan di Singaraja, Senin (6/2/2023) siang.

Kedatangan kembali Budi Hartawan bersama para preman yang sudah dilaporkan ke Polres Buleleng itu membuat korban Komang Putra Yasa binggung dan mempertanyakan keseriusan Polres Buleleng menangani kasus pengancaman preman yang dilaporkannya. “Jadi saya binggung dengan pihak kepolisian, padahal preman itu sudah saya laporkan, barang bukti sudah diambil. Kenapa preman itu masih berkeliaran? Bahkan masih diajak oleh Budi Hartawan. Jadi, itu sangat jelas preman yang saa laporkan itu suruhannya Budi Hartawan,” tandas Komang Putra Yasa.

Menjawab pertanyaan wartawna tentang tujuan kehadiran Budi Hartawan bersama para preman, Koman Putra Yasa menceritkan, “Tujuan preman datang kemarin itu untuk mengosongkan rumah, untuk mengusir saya. Bahkan pintu digedor-gedor, bahkan saya saat itu masih kerja. Jadi, istri saya menelpon Jro Arka, untung Jro Arka langsung datang ke sana. Padahal saya korban penipuan, ditipu oleh Budi Hartawan yang menjual rumah masih dalam sengketa. Sedangkan rumah itu sudah pernah dijual kepada Jro Arka dan Jro Arka sudah menbayar Rp 250 juta, dan kembali dijual ke saya. Jro Arka datang kesana agar tidak ada lagi korban seperti dia.”

Korban Komang Putra Yasa menyatakan, sesunggunya dia ingin melunasi rumah yang telah dibeli dengan memberi uang DP (uang muka) kepada Budi Hartawan itu, hanya saja dia minta agar dibuat surat perjanjian atau surat kesepakatan di notaris yang isinya menyatakan bahwa rumah itu tidak dalam sengketa. Tapi, ungkap dia, Budi Hartawan selalu menghindar dan setiap kali meminta uang hanya melalui akun WhatsApp (WA). “Sekarang rumah itu saya mau lunasi ketika Budi Hartawan mau ke notaris membuat kesepakatan bahwa rumah itu tidak dalam sengketa, ada perjanjian. Tetapi Budi Hartawan selalu meminta uang saya selalu melalui WhatsApp tidak pernah ke notaris. Sedangkan saya ajak ke notaris hari Senin, dia tidak datang,” jelasnya.

Bagiaman kronologis kedatangan Budi Hartawan bersama para preman? “Waktu itu istri saya pertama menerima dan istri saya sampai sakit, dan baru saya pulang dari dr Fajar. Istri saya sakit akibat tekanan preman itu.Padahal kasi ini sudah 1 bulan saya laporkan ke Polres Buleleng. Entah saya dimana prosesnya. Penyidik saya tanya masih proses, masih proses,” jawab Komang Putra Yasa.

Korban Komang Putra Yasa pun mengkritik Polres Buleleng. “Polres Buleleng kurang tegas. Ini kan preman, jangan sampai ada korban lagi. Jadi saya kemana-mana waswas, karena ini preman dan jelas kesana (rumah, red) membawa senjata tajam. Bagaimana kalau saya terjadi apa-apa di jalan kalau ketemu preman itu. Harapan saya kepada penyidik agar laporan saya segera ditindak lanjuti dan otak pelaku itu tidak usah dicari lagi, sudah jelas Budi Hartawan. Buktinya surat yang dibawa sama dia (Budi Hartawan) ditandatangan anaknya Budi Hartawan dan tanggal 3 Februari preman itu dibawa Budi Hartawan. Berartinya otaknya Budi Hartawan,” kritik Komang Putra Yasa.

Benarkah cerita Komang Putra Yasa? Ternyata cerita korban Komang Putra Yasa dibenarkan oleh Gede Putu Arka Wijaya yang akrab disapa Jro Arka. “Dua hari lalu (Jumat, 3 Februari 2023), saya ditelpon istrinya Komang Putra Yas via telpon katanya ada ramai-ramai, preman-preman datang, terus ada oknum tentara, terus membawa oknum kepolisian, terus ada oknum perangkat desa juga datang. Karena saya merasa tahu proses itu, makanya saya datang. Ternyata memang benar, ada sekitar 10 sampai 15 orang. Saya lihat preman yang sudah dilaporkan Pak Komang itu ada di sana lagi, dan yang mengajak itu Budi Hartawan. Saya sempat debat, karena kasihan juga Pak Komang Putra Yasa, saya sempat debat. Ada komunikasi bahwa Budi Hartawan datang ke rumah itu mau mengosongkan rumah. Di sana saya bilang bagaimana Pak Komang Putra Yasa mau melunasi, karena rumah kost yang miliki Deny Ary Suryadi yaitu anak dari Budi Hartawan kan masih sengketa dengan saya. Kerugian saya Rp 250juta akibat kost-kost itu akibat sertifikatnya yang tidak pernah saya lihat,” cerita Jro Arka, Minggu (5/2/2023) siang di tempat terpisah.

Komentar