Kesaksian Prajurit TNI yang Selamat Saat Penyerangan Kelompok Separatis, Lompat ke Sungai

JurnalPatroliNews – Papua Barat – Pos Koramil Persiapan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, diserang kelompok separatis pada Kamis pagi (2/9). Salah seorang prajurit yang selamat, Pratu Iqbal memberikan kesaksiannya saat peristiwa penyerangan yang menewaskan 4 prajurit TNI AD itu. 

Diakui Iqbal, dirinya menyelamatkan diri dengan melompat ke sungai dan meninggalkan pos yang diserang. Dirinya mengaku saat itu tidak memegang senjata sama sekali.

“Saya buka pintu belakang pos. Pas lihat aman, saya langsung lompat ke sungai yang ada di belakang pos,” ujar Iqbal menceritakan kesaksiannya kepada para atasannya, dalam video yang diunggah di akun Instagram @infokomando.official, dikutip Jumat (3/9).

Iqbal mengaku, saat sudah berada di dalam sungai, ia ditembaki, namun ia beruntung tidak terkena tembakan karena menghanyutkan diri terbawa arus sungai.

Iqbal mengatakan, tidak dapat berbuat apa-apa saat itu lantaran dirinya tidak memegang senjata. Sementara para kelompok penyerang, kata dia, semuanya memegang senjata.

“Mereka pakai pucuk dan ada senjata rakitan,” katanya.

Iqbal dibawa ke Kodim 1809/Maybrat dan kemudian mendapat perawatan di RSUD Maybrat.

Saat ditanya apakah dirinya sempat merekam dan memfoto, Iqbal terdiam.

“Aaah,” kata seorang prajurit yang merekam Iqbal.

Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayor Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa murka dengan penyerangan tersebut. Cantiasa sampai menggebrak meja saat memerintahkan jajarannya untuk menangkap pelaku penyerangan.

“Kalau mereka berani angkat meja, kita hancurkan meja itu,” tegas Cantiasa.

Cantiasa mengerahkan dua pleton anggota TNI AD untuk menangkap para pelaku penyerangan, baik hidup atau mati. Dalam hal ini, TNI AD bekerja sama dengan Polda Papua.

Cantiasa mengatakan, telah memerintahkan komandan Korem 181/PVT Sorong selaku komandan Komando Pelaksana Operasi untuk mengejar dan mendapatkan anggota-anggota KST itu dalam keadaan apapun.

“Saya sudah perintahkan Komandan Kolaops, Korem 181/PVT untuk mengerahkan personel gabungan melakukan pengejaran hingga menangkap kelompok itu,” kata dia.

Cantiasa yakin, pelaku penyerangan tidak lain tidak bukan adalah kelompok separatis Papua.

“Sejauh ini komunikasi antara anggota TNI di Posramil Kisor dengan masyarakat lokal wilayah Aifat Selatan cukup baik, tidak ada potensi gangguan teritorial, sehingga kami menduga penyerangan Posramil ini dilakukan oleh KST,” ujarnya.

Cantiasa mengatakan, menurut keterangan lima anggotanya yang selamat, bahwa kelompok penyerang berjumlah lebih dari 30 orang. Kelompok itu menyerang sekira pukul 04.00 WIT Kamis pagi.

“Lebih dari 30 orang dengan menggunakan senjata tajam (parang) menyerang pagi hari mengakibatkan empat anggota TNI AD gugur, dua lainnya luka bacok, sementara lima anggota lainnya dalam keadaan selamat,” jelas dia.

Anggota TNI AD yang meninggal adalah Sersan Dua Amrosius, Prajurit Kepala Dirham, Prajurit Satu Zul Ansari, dan Letnan Satu CHB Dirman. Nama yang terakhir disebut adalah komandan Pos Koramil Persiapan Kisor.

Jasad mereka semua sudah dievakuasi ke Markas Kodim 1809/Maybrat, yang dikomandani Letnan Kolonel Infantri Harry Ismail.

“Adapun dua personel lain yang terluka bacok yaitu Sersan Satu Juliano dan Prajurit Satu Ikbal, sudah dievakuasi untuk menjalani perawatan di RS Maybrat,” kata Cantiasa.

Adapun Sersan Dua Amrosius, Prajurit Kepala Dirham, dan Prajurit Satu Zul Ansari, ditemukan tewas di Posramil Kisor. Sedangkan jasad Letnan Satu CHB Dirman ditemukan di semak-semak beberapa meter dari posramil tersebut. (askara.co)

Komentar