PD Pasar Buleleng Rancang Kenaikan Cukai Harian Picu Biaya Operasional Tinggi

JurnalPatroliNews – Buleleng – Biaya operasional Pasar Banyuasri, Buleleng, Bali, setelah direvitalisasi diperkirakan cukup tinggi.

PD Pasar Buleleng pun berencana untuk menaikkan cukai harian pedagang.

Rencana ini oleh pihaknya masih akan dikonsultasikan dengan Pemkab Buleleng.

Direktur Utama PD Pasar Buleleng, Made Agus Yudi Arsana mengatakan, berdasarkan hasil hitung-hitungan, biaya operasional Pasar Banyuasri pasca direvitalisasi khusus untuk biaya listrik saja mencapai Rp750 juta per bulan.

Hal ini pun dirasa tidak mencukupi, apabila pihaknya masih menerapkan nominal cukai harian yang ditetapkan sejak delapan tahun lalu, sebesar Rp3.000 per lapak, dan biaya sewa tanah Rp3.300 per bulan per meter persegi.

Yudi menyimak nominal cukai harian sejatinya juga dapat direvisi setiap tiga tahun sekali, mengikuti inflasi daerah.

Untuk itu, pihaknya akan mencoba mengkonsultasikan rencana kenaikan nominal cukai ini kepada Pemkab Buleleng, sehingga bisa diterapkan saat Pasar Banyuasri mulai beroperasi, serta untuk pasar-pasar lain yang dikelola oleh PD Pasar Buleleng.

Rencananya, cukai harian akan dinaikan menjadi Rp5 ribu per pedagang.

Sedangkan sewa tanah menjadi Rp4 ribu per meter persegi per bulan.

Sedangkan untuk pedagang musiman bisa mencapai Rp7 ribu per pedagang per bulan.

“Tahun depan kami memang ada rencana menaikkan tarif cukai harian, karena sudah delapan tahun tidak di ‘breakdown’. Kami ambil rata-rata inflasi yang terjadi selama 7 tahun terakhir, sehingga kenaikan tarif mencapai 70 persen,” jelasnya.

Selama ini, Yudi menyebut, pihaknya juga menggunakan penyertaan modal sebagai model pengelolaan pasar.

Namun khusus untuk pengelolaan Pasar Banyuasri, pola ini dinilai tidak memungkinkan, karena akan menyebabkan kerugian yang cukup besar.

“Kalau pakai pola penyertaan modal, harus ada penyusutan nilai bangunannya. Sedangkan dengan nilai bangunan, kami berpotensi mengalami kerugian karena harus menanggung penyusutan lima persen atau Rp9 Miliar per tahun. Untuk itu kami juga akan mengusulkan untuk menggunakan pola Perjanjian Kerja Sama (PKS),” ucapnya.

Menurut Yudi, dengan menggunakan pola PKS ini, pihaknya tidak lagi menanggung biaya penyusutan bangunan.

Disamping itu, Yudi mengaku pihaknya juga telah menyediakan alternatif lain untuk mengefektifkan biaya operasional Pasar Banyuasri.

Khusus untuk listrik, pihaknya akan mengupayakan untuk melakukan penghematan.

Kenapa? “Karena pedagang kan jualan tidak 24 jam. Listrik yang tidak dibutuhkan akan kami matikan,” imbuhnya. (*).

Komentar