RHL Aek Nagali 385 Ha Dongkrak Perekonomian Warga ciptakan Produsen Buah dan Keseimbangan Ekologi

Jurnalpatrolinews – Asahan : Sejak mengantongi izin Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK) dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) RI pada 2018 lalu, untuk para penggarap kawasan hutan dari berbagai Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Aek Nagali, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, pemerintah pusat, dalam hal ini KLHK menggelontorkan dana Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) seluas 385 ha pada kawasan hutan lindung Tormatutung di Batu Rosak dan Aek Batu.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Asahan Barumun Simalungun dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) III Kisaran selaku pemangku kawasan hutan melakukan monitoring terhadap kegiatan penanaman RHL yang berlangsung sejak tahun 2019 di Batu Rosak Desa Aek Nagali, Selasa 29/9/2020
“Kami berterimakasih sekali kepada KLHK yang telah memberikan anggaran untuk RHL seluas 385 ha dan akan berlanjut hingga 3 tahun,” kata Ir. Wahyudi S.Hut, Ka. KUPT KPH III Kisaran dalam keterangan nya dihadapan wartawan.
Wahyudi mengataan, bahwa wilayah KPH III Kisaran memiliki 135 ribu ha kawasan yang sebahagian telah mengalami degradasi.
“Dalam upaya pemulihan lahan degradasi salah satunya dilakukan reboisasi yang telah dilakukan pada tahun 2019 dan berlanjut hingga saat ini dan insya Allah akan berlangsung 3 tahun berturut-turut,” ujar Wahyudi
Masih menurut Wahyudi, bahwa dengan dilakukannya kegiatan RHL ini salah satu upaya dan berharap dapat mengurangi tingkat erosi di Kabupaten Asahan.
“Dan Lahan kritis yang ada di Kabuten Asahan dan Labura sedikit demi sedikit setiap tahunnya akan berkurang,” katanya.
Ditambahkannya lagi, bahwa dengan kegiatan RHL ini tutupan lahan akan meningkat dan efeknya keseimbangan ekologi terjaga dan ekosistem kembali pulih.
Lebih jauh Wahyudi memaparkan, bahwa kegiatan RHL yang dicanangkan oleh KLHK yang didukung oleh Gubernur Sumatera Utara harus menyatu dengan masyarakat. Artinya kegiatan RHL yang dulu-dulunya agak jauh dengan masyarakat sekarang harus disandingkan dengan masyarakat sesuai kebutuhan jenis pohon setempat yang diinginkan warga.
“Sebelum kegiatan ini berjalan kami melakukan diskusi bersama dengan KLHK dan masyarakat apa kebutuhan tanaman yang diinginkan masyarakat, sehingga pada akhir perencanaan, musyawarah diputuskan bersama bahwa masyarakat Aek Nagali menginginkan tanaman buah-buahan ditanam dilahan kritis tersebut,” terang Wahyudi.
Apa efeknya, sambung Wahyudi, pertama dari segi ekologi, akan memperbaharui ekologi kita, memperbaiki ekosistem kita sesuai amanat dan visi misi Pak Gubernur. Yang kedua, KPH III Kisaran juga mempunyai motto ‘Masyarakat Sejahtera Hutan Lestari’.
“Dengan masyarakat menginginkan buah-buahan kedepan saya yakin akan penghasilkan buah dikemudian hari, saya berharap lahan seluas 385 ha ini akan menjadi produsen buah dikabupaten Asahan,” paparnya.
Jika memungkinkan, lanjutnya, kedepan ini dapat menjadi wisata buah.
“Saya yakin dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten akan terlaksana, sesuai apa yang kita cita-citakan bersama. Dan optimis saya, pemerintah kabupaten dalam hal ini Bapak Kepala Desa, aparatur tingkat camat atau Muspika mendukung program ini.,” tutup Wahyudi.
Sementara masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan RHL tersebut mengatakan merasa sangat berterimakasih kepada Bapak Presiden Jokowi dikarenakan mereka mendapat biaya pengerjaan lahan mulai dari penebasan, langsir bibit hingga perawatan dibiayai oleh pemerintah dalam hal ini anggaran dana pusat KLHK. Dan masih banyak lagi lahan yang harus ditanam. Sementara hasil buah dikemudian hari menjadi milik masyarakat KTH.
“Dengan kegiatan ini, kami sangat terbantu, kami dapat upah penebasan lahan, langsir bibit dan perawatan, dapat membantu perekonomian warga. Trimakasih kami kepada Bapak Presiden Jokowi, agar program ini terus berlanjut karena masih banyak lagi lahan kritis yang belum ditanam,” kata Budi Manurung. Tokoh masyarakat Aek Nagali.
Dan, lanjutnya, kegiatan ini terlaksana berkat kekompakan tim work untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan bersama Hutan Lestari Rakyat Sejahtera.
Dilain pihak Kader Konservadi Alam (KKA) Sumut Amir Dolok Saribu yang turut mendampingi monev RHL Aek Nagali mendukung dan applaus kepada masyarakat KTH Aek Nagali. Dan berharap rumah-rumah penduduk yang berada di areal RHL diberi penerangan berupa panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) demikian juga pos-pos penjagaan RHL nya. Selain itu para anggota KTH Aek Nagali diberi pelatihan pembuatan pupuk kompos organik padat dan cair, untuk menstimulan tanah mengkonservasi tanah maupun air pada areal RHL yang dicanangkan.
“Gubuk dan pos-pos RHL perlu mendapat bantuan panel surya dan KTH Aek Nagali perlu sekali diberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos cair maupun padat untuk kesehatan tanah dan kelimpahan hasil buah-buahan,” kata Dolok.
Bila perlu, sambungnya jalan produksi dibangun prima untuk memudahkan kontrol hutan dan RHL.
Peraih Wana Lestari Sumut 2017 ini, optimis dan mendukung kegiatan RHL sehingga terwujud rakyat sejahtera hutan lestari. Salam rimbawan, salam lestari. Demikian. (Dol)

Komentar