Sebelum Akhir Tahun, KCIC Kejar 13 Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rampung pada Kuartal III 2021

JurnalPatroliNews – Jakarta – Konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-Cina atau KCIC akan mengejar penyelesaian pembangunan 13 tunnel atau terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung sebelum akhir tahun. Saat ini, KCIC telah menyelesaikan delapan terowongan.

Tahun ini akan selesai terowongan. Di kuartal III 2021, semua terowongan kereta cepat akan tembus,” ujar Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, 3 Juni lalu.

Penyelesaian pengerjaan terowongan akan mempercepat finaliasi konstruksi pembangunan proyek kereta cepat yang ditargetkan sudah kelar sebelum akhir 2022. Pada November tahun depan, KCIC memproyeksikan sepur dengan kecepatan 350 kilometer ini sudah bisa beroperasi menyambut tamu-tamu G20.

Bahkan, Mirza mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Cina Xi Jin Ping sudah bisa menjajal langsung kereta hasil kerja sama investasi dua negara itu. “Mudah-mudahan di November (2022) bisa dicoba Presiden RI dan Tiongkok (Cina),” kata Mirza.

Per akhir Mei 2021, KCIC mencatat proyek pembangunan kereta cepat telah mencapai 74 persen. Pada akhir Juli atau Agustus nanti, KCIC akan merampungkan struktur elevated atau struktur layang dengan panjang total sekitar 80 kilometer.

Secara simultan, KCIC juga tengah menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia atau SDM yang nantinya akan menjadi pelaksana pengoperasian kereta cepat. Mirza mengatakan perusahaan sedang menyiapkan standar operasional prosedur atai SOP.

“Karena teknologi semua di-adopt dari Cina, jadi kami perlu SOP yang harus disesuaikan,” ujar Mirza. Setelah semuanya rampung, ia berharap kereta cepat bisa segera beroperasi secara komersial untuk mengangkut penumpang pada akhir 2022 atau awal 2023.

Target proyek kereta cepat sempat mundur karena mengalami beberapa kendala, seperti pembengkakan biaya atau cost overrun. Pembengkakan biaya investasi kereta cepat Jakarta-Bandung ini mencapai 23 persen dari nilai awal yang besarnya US$ 6,071 miliar. Cost overrun muncul karena ada beberapa perhitungan studi kelayakan yang tidak akurat.

KCIC pun tengah menghitung ulang pengeluaran yang dibutuhkan dalam proyek kereta cepat guna menekan pembengkakan anggaran. Salah satu komponen yang dikaji adalah kebutuhan sumber daya manusia atau SDM untuk mendukung operasional kereta.

Nantinya, KCIC berencana bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menghemat sejumlah pos pengeluaran SDM. Menurut Mirza, KAI bakal menyediakan pelatihan-pelatihan untuk calon pekerja kereta cepat lantaran perusahaan kereta api nasional itu sudah memiliki fasilitas training.

(*/lk)

Komentar