Ada Potensi Hilal Terlihat 1 Mei, BMKG : Tergantung Kondisi Cuaca di Lokasi Pengamatan

Data hilal lainnya pada saat Matahari terbenam Minggu, 1 Mei 2022, di lokasi pengamatan Subang, yaitu elongasi 5,91 derajat. Adapun elongasi terendah yang pernah terlihat hilal oleh tim BMKG yaitu 7,306 derajat. Sementara umur bulan sudah 14 jam lebih dengan tingkat fraksi iluminasi atau kecerlangan bulan 0,27 persen.

Dari data astronomi tim pengamat Observatorium Bosscha, Lembang, juga sebelumnya menyatakan pengamatan hilal pada 1 Mei 2022 akan sulit terdeteksi. Hal yang sama disampaikan peneliti Astronomi-Astrofisika di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin.

Secara astronomi diprakirakan hilal sangat sulit dirukyat atau diamati. Apalagi terkait faktor cuaca seperti mendung atau hujan yang mungkin terjadi di lokasi pengamatan.

“Jadi ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat,” katanya.

Namun begitu, menurut Thomas, jika di suatu lokasi pengamatan di wilayah Indonesia ada yang bisa melihat hilal, maka kriteria rukyat terpenuhi. Dalam ilmu fikih ada konsep wilayatul hukmi atau wilayah hukum.

“Jadi, kalau ada rukyat atau terpenuhinya kriteria di wilayah barat, itu berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.

Komentar