JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah kota Amsterdam di Belanda mengeluarkan larangan unjuk rasa selama tiga hari setelah insiden kekerasan yang terjadi Kamis malam (7/11/2024) di kota tersebut.
Sejumlah suporter sepak bola Israel dipukuli oleh orang tak dikenal setelah pertandingan sepak bola Liga Europa antara Maccabi Tel Aviv dari Israel dan Ajax dari Belanda.
Menurut Walikota Femke Halsema, pihaknya sangat terkejut dan malu dengan perilaku kekerasan yang terjadi di kota mereka.
“Ini adalah momen yang mengerikan bagi kota kami,” kata Halsema dalam konferensi pers. Halsema juga mengumumkan serangkaian kebijakan keamanan baru.
termasuk larangan demonstrasi selama tiga hari mulai Jumat hingga Minggu, serta larangan memakai pakaian penutup wajah atau membawa benda yang dapat mengganggu ketertiban umum.
Insiden ini berawal setelah pertandingan yang dimenangkan Ajax dengan skor 5-0. Meskipun suasana di stadion relatif tenang, bentrokan mulai terjadi setelah pertandingan berakhir.
Ratusan penggemar Maccabi Tel Aviv, yang meninggalkan stadion, “disergap dan diserang,” menurut kedutaan Israel di AS.
Beberapa video yang beredar menunjukkan kekerasan terhadap suporter Israel, dengan beberapa pria dipukuli hingga terjatuh di tanah, sementara orang lain diteriaki dengan slogan-slogan seperti “bebaskan Palestina.”
Polisi Belanda telah menangani situasi tersebut dan melaporkan adanya 63 orang yang ditangkap, dengan 10 di antaranya masih dalam tahanan.
Lima orang yang terluka dalam serangan tersebut telah keluar dari rumah sakit, sementara puluhan lainnya mengalami luka ringan. Kepolisian juga terus mengumpulkan bukti dan menyelidiki kejadian ini.
Sementara itu, ketegangan semakin meningkat menjelang pertandingan, di mana beberapa video menunjukkan penggemar Maccabi Tel Aviv meneriakkan penghinaan terhadap Arab dan memuji serangan militer Israel di Gaza.
Pada saat yang sama, video lain memperlihatkan bendera Palestina dirusak oleh kelompok orang yang diduga berasal dari pihak yang mendukung Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai “mengerikan” dan membandingkannya dengan peristiwa Kristallnacht pada 1938, ketika rezim Nazi menyerang orang Yahudi di Eropa. Netanyahu mendesak pemerintah Belanda untuk menindak tegas para perusuh dan memastikan keamanan warga Israel di Amsterdam.
PBB juga mengutuk kekerasan ini, dengan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya terhadap bentuk anti-Semitisme dan kefanatikan anti-Muslim yang terjadi di Amsterdam. Situasi di kota tersebut kini telah tenang, namun ketegangan terus meluas ke negara-negara lain di Eropa.
Komentar