JurnalPatroliNews – Jakarta – Kericuhan mewarnai aksi unjuk rasa mahasiswa di Kota Semarang yang menolak revisi UU Pilkada. Aksi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Jawa Tengah pada Kamis (22/8) berubah menjadi ricuh, mengakibatkan 12 mahasiswa terluka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Roemani Semarang.
Unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan UIN Semarang, memuncak saat para mahasiswa berusaha memasuki gedung DPRD Jateng.
Pintu pagar gedung yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian menghalangi usaha mereka, memicu aksi saling dorong.
Suhu ketegangan meningkat ketika petugas polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Mahasiswa yang berada di barisan depan berlarian menuju Jalan Pahlawan, dan beberapa mahasiswa terjatuh setelah menabrak pembatas jalan. Seorang mahasiswi bahkan pingsan dan harus dibantu teman-temannya.
Pantauan RMOLJateng, situasi semakin memburuk dengan mahasiswa yang mundur ke Jalan Imam Bardjo, depan kampus Undip. Polisi sempat mencoba merangsek ke lokasi tersebut, namun mahasiswa melakukan perlawanan, membuat aparat mundur dan berkumpul kembali di depan Gedung DPRD Semarang.
Kericuhan ini melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus yang menentang revisi UU Pilkada, yang dianggap bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
DPR, menurut para demonstran, berusaha mengakali putusan MK yang menurunkan ambang batas pencalonan calon kepala daerah dan menetapkan usia minimal calon pada saat penetapan oleh KPU, bukan pada saat pelantikan.
Berikut adalah nama-nama mahasiswa yang menjadi korban dalam aksi tersebut:
- Muchamad Fatah Akrom (23) – Lpm Dinamika, sesak napas, pingsan
- Nabil Abiyan (20) – BEM FPIK Undip, sesak napas, pingsan
- Tiza (19) – BEM Undip, sesak napas, mata perih
- Zahra (19) – BEM Unnes, sesak napas, mata perih, pingsan
- Alzena (19) – Mahasiswa FH Undip, sesak napas, mata perih, mual
- Indraswari (18) – Mahasiswa UIN Walisongo, sesak napas, mata perih, pingsan, mual
- Ala Faizah (23) – Sema U UIN Walisongo, ketua Korpri UIN Walisongo, sesak napas, mata perih
- Nadya Calista (20) – BEM Undip, sesak napas, mata perih, pingsan, mual
- Hanif Muammar (21) – Unnes, sesak napas, hampir pingsan, kaki terkena pagar bengkak
- Najwa (20) – Mahasiswa UIN Walisongo, sesak napas, bagian perut sakit
- Dimas Afila (21) – BEM FH Undip, terkena peluru gas air mata, hidungnya dijahit
- Imam Akbar (21) – FH Undip, mata perih, telinga pengang, sesak napas
Aksi ini menegaskan ketidakpuasan mahasiswa terhadap upaya DPR yang dianggap mencoba mengabaikan keputusan MK terkait syarat pencalonan dalam Pilkada 2024.
Komentar