JurnalPatroliNews – Jakarta – Mafia Timah dan Rp271 Triliun yang Raib: Forum BBM Tuntut Hasil Rampasan Dikembalikan ke Bangka Belitung.
Diskusi Forum BBM Bongkar Manipulasi Opini Publik dalam Kasus Korupsi Timah: Pahlawan Ekonomi atau Perampok SDA?
Diskusi Forum BBM Desak Penegakan Hukum Kasus Korupsi Timah Rp271 Triliun: Hentikan Manipulasi Opini Publik!
Pangkalpinang – Forum Bangka Belitung Menggugat (BBM) menggelar diskusi publik bertajuk “Benarkah Bos Timah Tidak Korupsi, Tapi Bapak Ekonomi Babel? Bagaimana 271 Triliun?” pada Sabtu, 22 Februari 2025, di Warkop Garuda, Pangkalpinang.
Acara ini menjadi sorotan publik karena membahas dugaan korupsi tata niaga timah yang disebut-sebut mencapai Rp271 triliun.
Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk Dato’ Akhmad Elvian (Budayawan), Subri (Ketua Forum BBM), Edi Supriadi (Universitas Pertiba/Sekretaris Forum BBM), Hangga Oktafandany (Praktisi Hukum/Firma Hukum Hangga Off), dan Rikky Fermana (Penanggung Jawab KBO Babel), dengan moderator M. Tanwin.
Diskusi ini menjadi ajang pembuktian bahwa masyarakat Bangka Belitung tidak tinggal diam menghadapi dugaan penjarahan sumber daya alam yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Para peserta dengan tegas menolak upaya-upaya yang berusaha membentuk opini bahwa para tersangka korupsi timah adalah “pahlawan ekonomi” bagi daerah.
Eksploitasi Timah: Warisan Kolonial yang Terus Menghisap Bangka Belitung
Budayawan Dato’ Akhmad Elvian memaparkan sejarah panjang eksploitasi timah di Bangka Belitung, yang telah berlangsung sejak abad ke-3 dan semakin sistematis sejak era kolonial Belanda.
Hingga saat ini, industri tambang timah masih dikuasai oleh segelintir elite, termasuk PT Timah dan para pemilik smelter, yang menikmati keuntungan besar sementara masyarakat tetap dalam kemiskinan.
“Sejak zaman VOC, Bangka Belitung sudah menjadi lumbung timah dunia, tetapi apakah masyarakatnya sejahtera? Tidak! Justru rakyat yang menjadi korban. Lahan pertanian hilang, lingkungan rusak, air bersih semakin langka, dan ekonomi rakyat makin terpuruk,” ujar Dato’ Akhmad Elvian.
Komentar