JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam rangka mendukung visi swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto, Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) bersama PT Pegadaian menjalankan inisiatif pertanian berkelanjutan melalui program Kampung Swasembada Pangan Lestari – The Gade Integrated Farming.
Salah satu proyek percontohan berlangsung di Desa Kalijaya, Kecamatan Talagasari, Karawang, Jawa Barat, bekerja sama dengan Kelompok Tani Saichwan 2. Mereka menanam varietas padi rendah karbon yang ramah lingkungan.
Pada Senin, 16 Juni 2025, padi tersebut dipanen dalam usia tanam hanya 88 hari—lebih singkat dari rata-rata masa panen padi konvensional. Proses panen turut dihadiri oleh Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika, Ahmad Zainuddin selaku Pemimpin Wilayah PT Pegadaian, perwakilan Divisi ESG Pegadaian M. Teguh dan Rudiyanto, serta tokoh masyarakat setempat termasuk Kepala Desa Kalijaya.
Ketua Kelompok Tani Saichwan 2, Cecep Saepuloh, menyampaikan rasa syukurnya karena hasil panen kali ini sangat memuaskan. “Padi kami terbebas dari serangan hama, dan hasilnya meningkat tajam,” ujarnya. Cecep, yang juga menjabat Ketua Intani Karawang, menyebut panen sebelumnya hanya mencapai tiga ton per hektare, sementara kali ini berhasil menuai enam ton per hektare—dua kali lipat lebih tinggi.
Ahmad Zainuddin menyampaikan bahwa sinergi antara Pegadaian dan Intani merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan di bidang pertanian berkelanjutan. Inisiatif serupa juga dilaksanakan di wilayah Magelang, Madiun, dan Bantul.
“Kami juga mendorong para petani untuk mulai menabung emas sebagai bentuk perencanaan keuangan jangka panjang untuk keluarga mereka,” tutur Zainuddin.
Sementara itu, Guntur Subagja menjelaskan bahwa program Kampung Swasembada Pangan Lestari bertujuan memperkuat ketahanan pangan melalui pelibatan masyarakat dan korporasi. Salah satu pilar utamanya adalah pelatihan pembuatan pupuk organik dan hayati berbahan dasar lokal, yang telah menjangkau 112 kelompok tani. Dari jumlah tersebut, 42 petani telah meraih sertifikat kompetensi dari BNSP sebagai fasilitator pertanian organik.
Baharuddin Rahman, Kepala Badan Pengembangan Pertanian Organik Intani, menambahkan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida kimia selama ini telah memperparah kerusakan tanah. Melalui program ini, pihaknya berupaya mengembalikan kesuburan tanah secara alami.
“Tujuan kami bukan hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga memulihkan ekosistem pertanian agar kembali sehat dan produktif,” pungkas Baharuddin.
Komentar