JurnalPatroliNews – Jakarta – ExxonMobil Cepu Ltd, perusahaan energi asal Amerika Serikat, berencana menggarap tiga proyek migas baru di Blok Cepu, Jawa Timur, dengan nilai investasi mencapai US$ 472,2 juta atau sekitar Rp 7,15 triliun.
Ketiga proyek tersebut diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi defisit minyak dan gas serta mencapai target produksi nasional.
Proyek pertama adalah pengembangan Lapangan West Kedung Keris, yang akan fokus pada produksi minyak dengan nilai investasi sebesar US$ 48 juta dan dijadwalkan berlangsung dari 2025 hingga 2027. Proyek kedua adalah pengembangan Lapangan Cendana yang berfokus pada produksi gas dengan investasi sebesar US$ 170,3 juta.
Sementara proyek ketiga adalah Lapangan Alas Tua West, yang juga berfokus pada produksi gas dengan investasi US$ 253,9 juta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, dalam kunjungan kerjanya ke Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, meminta ExxonMobil untuk meningkatkan target produksi minyak dari 125.000 barel per hari (bph) menjadi 150.000 bph pada 2026.
Peningkatan ini diperlukan untuk mengurangi defisit lifting minyak yang sedang dialami Indonesia.
“ExxonMobil harus bisa mencapai lebih dari 150 ribu barel per hari pada 2026 dengan mengoptimalkan manajemen dan etos kerja di lapangan,” kata Bahlil, Senin (30/9/2024).
Selain itu, pada Maret 2024, ExxonMobil dan SKK Migas telah memulai pengeboran sumur infill dan clastic di Lapangan Banyu Urip, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi sebesar 42 juta barel minyak. Proyek-proyek ini mendukung ambisi pemerintah mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari (bph) pada 2030.
Pada September 2024, produksi dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris tercatat sebesar 13.701 bph dan 36,49 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD), menjadikan Blok Cepu sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia setelah Blok Rokan.
Komentar