Fenomena Cyber World, Geo Strategi Versus Aero Strategi: Hubungannya Dengan Visi dan Kecerdasan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam beberapa dekade terakhir ini “udara” selalu dikenal sebagai menempati posisi ke-3 setelah “daratan” dan “perairan”. Kemajuan teknologi telah mengubah semuanya dan kini orang mengenal dunia cyber yang telah hadir dan tampil sebagai domain ke-5 setelah daratan, perairan, udara, dan ruang angkasa.

Tidak banyak juga yang menyadari bahwa negara kita ternyata terdiri dari 1 per 3 daratan, 2 per 3 perairan, dan 3 per 3 udara. Ini adalah pernyataan Prof. Dr. Priyatna Abdurrasyid, pakar hukum udara dan antariksa yang pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Bidang Intel.

Menjadi istimewa dan menarik karena ternyata wilayah udara adalah masa depan kehidupan umat manusia, air and space adalah the future of human life.

Di sisi lain, pengelolaan wilayah udara sangat berkait dengan irama kemajuan teknologi kedirgantaraan yang melaju sangat cepat. Hal itu menyebabkan hanya mereka yang memiliki visi dan kecerdasan saja yang dapat melihat udara dan ruang angkasa atau dirgantara sebagai sesuatu yang sangat menjanjikan, manfaat besar bagi kesejahteraan umat manusia, sekaligus mengandung arti penting bagi keamanan nasional.

Sering kali disebut bahwa, “air and space contain enormous potential benefit as well as having important value for national security.”

Amerika Serikat memiliki catatan kelam dalam mengelola wilayah udara kedaulatannya. Wilayah udara kedaulatan yang menjanjikan manfaat besar bagi kesejahteraan dan melekat langsung dengan masalah keamanan nasional. Hal itu ditandai dari catatan sejarah yang menunjukkan AS mengalami “repeated surprise air attack” atau dua kali mengalami serangan mendadak melalui wilayah udara kedaulatannya.

Komentar