JurnalPatroliNews – Jakarta – Kematian tragis calon gubernur Maluku Utara (Cagub Malut) 2024, Benny Laos, akibat kebakaran speedboat di Pelabuhan Bobong, Pulau Taliabu, pada Sabtu (12/10), menyoroti masalah mendalam dalam keselamatan pelayaran di Indonesia.
Insiden ini menambah daftar panjang kejadian buruk yang mengancam keselamatan pelayaran di tanah air.
Direktur National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi, mengibaratkan situasi ini sebagai fenomena gunung es, di mana peristiwa-peristiwa tragis yang tampak di permukaan hanyalah sebagian kecil dari masalah yang lebih besar.
“Peristiwa di Taliabu ini adalah gambaran dari kondisi keselamatan pelayaran kita yang sebenarnya sangat buruk,” ujar Siswanto saat dihubungi awak media, Minggu (13/10).
Lebih lanjut, Siswanto menekankan bahwa kejadian tersebut seharusnya menjadi catatan serius bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub). “Ini bukan isu sepele. Keselamatan manusia adalah prioritas utama.
Pejabat Kemenhub harus lebih dari sekadar berbicara tentang keselamatan; mereka harus bertindak nyata,” tegasnya.
Dalam penilaian Siswanto, ada standar operasional prosedur (SOP) yang diabaikan oleh petugas di lapangan, terutama terkait pengisian bahan bakar saat kejadian tragis itu.
“Mengapa SOP tidak diikuti? Di lokasi tersebut seharusnya ada pengawasan dari syahbandar dan KPLP untuk memastikan keselamatan,” tambahnya dengan nada mempertanyakan.
Ia juga mencatat ketimpangan signifikan antara keselamatan pelayaran di Jawa dan di wilayah timur Indonesia. “Di Jawa, keselamatan pelayaran umumnya lebih baik.
Namun, jika kita lihat ke Taliabu dan daerah sekitarnya, situasinya sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Selain itu, Siswanto mengisyaratkan bahwa kejadian ini bisa saja terkait dengan iklim politik menjelang Pilkada 2024. “Tugas polisi untuk menyelidiki lebih lanjut. Namun, yang jelas ada celah rentan dalam keselamatan pelayaran, terutama di daerah terpencil.
Jika ada konspirasi politik di balik ini, maka hal tersebut menunjukkan bagaimana lemahnya pengawasan keselamatan pelayaran,” tegasnya.
Dalam insiden kebakaran speedboat tersebut, dilaporkan enam orang meninggal dunia, sepuluh orang dirawat di rumah sakit, dan 17 orang selamat. Pihak kepolisian masih menggali informasi dari saksi-saksi terkait kejadian tragis ini, yang mengguncang masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut mengenai keselamatan pelayaran di Indonesia.
Komentar