Impor Minyak RI Tembus 1 Juta Barel per Hari, Tantangan Menuju Swasembada Energi

JurnalPatroliNews – Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia kini mengimpor minyak mentah hingga 1 juta barel per hari (bph) untuk memenuhi kebutuhan minyak nasional.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Infrastruktur Migas, Anggawira, menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki cita-cita untuk mandiri energi, penurunan produksi minyak domestik memaksa negara ini bergantung pada impor.

“Produksi minyak dalam negeri saat ini berada jauh di bawah target pemerintah. Tahun 2024, target lifting kita adalah sekitar 600 ribu bph, namun realisasinya hanya sekitar 500 ribu bph, sementara konsumsi harian mencapai 1,6 juta bph.

Selisih ini cukup signifikan dan berdampak pada neraca perdagangan dan nilai tukar rupiah,” jelas Anggawira di lansir CNBC Indonesia, Jumat (25/10/24).

Kondisi ini menunjukkan pentingnya peningkatan produksi minyak untuk memastikan ketahanan energi dan memperbaiki neraca perdagangan.

Anggawira menekankan perlunya penemuan cadangan baru dan eksplorasi yang lebih aktif untuk mendukung kebutuhan dalam negeri serta industrialisasi melalui sektor petrokimia.

Pemerintah juga perlu menciptakan iklim investasi yang lebih menarik bagi para investor di sektor minyak, sehingga kegiatan eksplorasi bisa meningkat.

Anggawira menyatakan, “Kita perlu ada giant discovery untuk meningkatkan cadangan minyak kita, karena tidak semua kebutuhan energi bisa disubstitusi.”

Presiden Prabowo Subianto, dalam pidato kenegaraan pertamanya, menekankan kebutuhan untuk mencapai swasembada energi.

Beliau mengingatkan bahwa dalam situasi ketegangan geopolitik saat ini, Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan terburuk jika pasokan energi dari luar terputus. “Kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk itu,” ungkap Prabowo.

Dalam konteks ini, Prabowo menyebutkan potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah, termasuk tanaman kelapa sawit dan tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, dan jagung yang dapat diolah menjadi sumber energi alternatif.

Namun, fakta bahwa Indonesia masih bergantung pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) menunjukkan tantangan besar dalam mencapai swasembada energi. Data terbaru menunjukkan bahwa produksi minyak dalam negeri per 22 Oktober 2024 tercatat sebesar 602.341 bph, jauh dari target tahun ini yang sebesar 635 ribu bph.

Sejarah mencatat, puncak produksi minyak Indonesia terjadi pada 1977 dengan 1.685.000 bph, namun sejak itu produksi terus mengalami penurunan.

Kondisi ini menuntut langkah konkret dari pemerintah untuk mengoptimalkan produksi minyak dan memanfaatkan potensi sumber daya alam demi mencapai kemandirian energi yang diimpikan.

Komentar