Indonesia Jadi Tuan Rumah PUIC 2025, Presiden Prabowo Siap Gaungkan Misi Perdamaian Dunia

JurnalPatroliNews – Jakarta –  Indonesia bersiap menjadi pusat perhatian dunia Islam dengan menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) yang akan digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Acara bergengsi ini dijadwalkan dibuka langsung oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, pada Rabu, 14 Mei 2025.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan bahwa kehadiran Presiden Prabowo telah dikonfirmasi, dan ia akan didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai representasi tuan rumah.

“Insyaallah Pak Prabowo akan hadir langsung membuka konferensi bersama Ibu Puan. Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang siap mengambil peran aktif dalam mempromosikan perdamaian dunia,” ujar Mardani, Selasa, 13 Mei 2025.

Forum PUIC tahun ini akan berlangsung hingga 15 Mei 2025 dengan tema utama “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, yang menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dan institusi yang kuat sebagai fondasi ketahanan bangsa.

Mardani menyampaikan bahwa melalui forum ini, Indonesia ingin memperkuat citra sebagai negara penengah yang mampu menjembatani perbedaan antarnegara Islam, menuju stabilitas dan kesejahteraan kolektif.

“Pesan yang ingin kami bawa jelas: Indonesia adalah titik temu bagi negara-negara Islam, membawa semangat bersama menuju perdamaian dan kemakmuran yang adil,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR, Junico Siahaan, juga menaruh harapan besar pada peran strategis Indonesia dalam meredakan ketegangan global, khususnya antara India dan Pakistan. Menurutnya, hubungan baik Indonesia dengan kedua negara bisa menjadi modal penting dalam mendorong dialog dan rekonsiliasi.

“Dengan posisi netral dan relasi baik yang kita miliki, Indonesia berpeluang menjadi juru damai antara India dan Pakistan yang saat ini sedang mengalami peningkatan tensi,” ujar Nico.

Dengan perhelatan PUIC 2025, Indonesia tidak hanya menunjukkan kapasitas diplomatiknya di tingkat global, tapi juga mengukuhkan perannya sebagai penggerak tata dunia yang damai dan berkeadilan.

Komentar