Jalan Kaki Yogya – Bandung Kobarkan Kampanye Melawan Stroke (1)

Sepulang dari rumah sakit, pria yang pernah menjadi Ketua Masyarakat Indonesia Australia Selatan (MIIAS) ini, mesti rutin berobat selama 3 bulan. Tak pelak, kantongnya cekak. “Karena alasan keuangan, saya pindah ke RS Persahabatan Rawamangun, Jakarta Timur, dengan menggunakan fasilitas askes istri saya,” kata dia.

Di sana, Komar terus mengecek kesehatannya ke poli syaraf. Komaruddin juga mengikuti pengobatan akupuntur dan medis serta bergabung dengan rekan-rekan sesama penyintas stroke untuk senam tiap Selasa pagi. Berjuang pulih Komaruddin menghabiskan waktu enam bulan sepulang dari rumah sakit untuk coba mengembalikan kesehatannya. Menurut dia, periode itu merupakan periode emas dalam usahanya kembali pulih.

“Di periode itu, saya tidak lepas obat dokter, berjalan kaki dan berjalan sejauh yang saya bisa, membeli dan membaca buku-buku kesehatan, nguping pembicaraan para dokter, mencari orang-orang yang sembuh stroke untuk mencari kiat-kiat,” ia berkisah.

Dalam aksi perjalanan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung, Komar ingin menunjukkan bahwa seorang penderita stroke berpeluang besar untuk kembali pulih jika dilandasi semangat dan tekad juang untuk sembuh.

Aksi jalan kaki penyintas stroke ini juga dinilai bisa menginspirasi pemangku kepentingan untuk berkolaborasi memberikan penanganan stroke yang lebih baik pada masa mendatang. (Bersambung)

Jalan Kaki Yogya – Bandung Kobarkan Kampanye Melawan Stroke (2-Habis)

PADA hari kelima perjalanan dari Yogyakarta menuju Bandung, telapak kaki penyintas stroke Komaruddin Rachmat pecah. Sedianya pada hari kelima perjalanan ia sudah menempuh jarak 20 kilometer, namun kakinya terhenti di kilometer 14,2 atau Desa Purwodeso, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Rabu (9/8) sore.

“Telapak kaki saya pecah, sehingga betis dan paha sangat berat untuk melangkah,” kata Komar sesaat setelah Tim Medis mengobati telapak kakinya.
“Sakit kaki ini, tidak akan menyurutkan niat saya untuk terus melangkah dan berjalan kaki menuju Bandung,” tegas Bang Komar dengan tatapan mata penuh optimis.

Lalu dia menambahkan, ”Informasi yang saya terima, hampir di setiap RT pasti ada warganya yang terkena stroke. Bisa dibilang Indonesia sudah darurat stroke, perlu ada keseriusan dari para stakeholder, pemerintah dan civil society, untuk membuat langkah-langkah signifikan mencegah terus bertambahnya jumlah penderita stroke di Indonesia,” ucap Komar sambal melakukan pemanasan menjejak-jejakkan kakinya ke tanah.

“Apa yang saya lakukan saat ini (long march dari Yogyakarta menuju Bandung sejauh 403 kilometer) bukan untuk mencari popularitas, tapi dorongan kuat untuk berkontribusi dan kampanye Kesehatan terkait stroke,” kata Komar.

Aksi jalan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung mulai dilakukan penyintas stroke ini pada Sabtu (5/2023). Start dari titik nol kilometer di depan Kantor Pos, Yogyakarta.

Komentar