JurnalPatroliNews – Jakarta – Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut tahun 2024 diwarnai berbagai masalah yang menghambat persiapan.
Ketua Panwasrah PON XXI, Mayjen Purn Suwarno, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan kekacauan tersebut adalah pergantian gubernur yang terjadi selama masa persiapan.
Hal ini, menurut Suwarno, memicu dinamika di lapangan yang mengganggu kelancaran persiapan venue.
Dalam keterangannya pada Rabu (18/9) di Santika Dyandra Hotel, Medan, Suwarno menyatakan bahwa persiapan PON yang dimulai sejak tujuh tahun lalu terhambat oleh estafet kepemimpinan di Aceh dan Sumatera Utara.
Di Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi memulai langkah lebih awal dengan merenovasi venue dan membebaskan lahan di Desa Sena. Namun, di Aceh, proses persiapan mengalami keterlambatan akibat pergantian gubernur yang kerap terjadi.
“Pergantian gubernur yang cepat membuat persiapan di Aceh terhambat. Setelah Gubernur Irwandi Yusuf, ada Pak Iriansyah, kemudian dilanjutkan oleh Pak Marzuki, digantikan Pak Bustami, dan sekarang Pak Syafrizal. Ini menciptakan dinamika yang sangat mempengaruhi percepatan persiapan,” ujar Suwarno.
Selain itu, Suwarno juga menyoroti rotasi pejabat dinas yang terjadi bersamaan dengan pergantian gubernur. Hal ini, menurutnya, turut memperlambat proses pembangunan dan persiapan venue di berbagai kabupaten/kota di Aceh dan Sumut.
“Perubahan pejabat dinas, yang juga merangkap sebagai pejabat kabupaten/kota, membuat percepatan pembangunan tidak berjalan maksimal. Kondisi ini terjadi di kedua provinsi,” tambahnya.
Suwarno juga menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor besar yang menghambat persiapan PON. Pandemi tidak hanya menyita anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan venue, tetapi juga memperlambat pekerjaan di lapangan.
“Tujuh tahun persiapan seharusnya cukup, tapi pandemi COVID-19 menyita banyak waktu dan anggaran. Ini juga berdampak pada kualitas persiapan venue,” jelasnya.
Beberapa masalah terkait persiapan PON yang sempat ramai dibicarakan, antara lain kondisi jalan akses menuju venue voli yang becek, atap plafon venue menembak yang jebol, dan masalah konsumsi di Aceh yang dinilai kurang terkoordinasi dengan baik.
Dengan berbagai kendala ini, Suwarno berharap seluruh pihak terkait dapat bekerja lebih cepat dan menyelesaikan masalah yang ada sebelum PON berlangsung.
Menurutnya, kerja sama yang solid antara pemerintah daerah dan panitia pelaksana sangat penting untuk memastikan suksesnya penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Komentar