Kekayaan ‘Harta Karun’ Indonesia Mendapat Sorotan Internasional

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia diprediksi akan menjadi sasaran utama dunia dalam penambangan nikel, terutama sebagai bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.

Menurut proyeksi MIND ID, pasar global nikel berpotensi mengalami defisit dalam 16 tahun ke depan. Produksi nikel dunia diperkirakan hanya mencapai 2 juta metrik ton pada tahun 2040, sedangkan permintaannya diperkirakan mencapai 4 juta metrik ton. Artinya, terdapat defisit pasokan sekitar 2 juta metrik ton pada periode tersebut.

Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, menyatakan bahwa perusahaan telah merancang roadmap untuk mengelola mineral strategis dan kritis di Indonesia. Fokus utama mereka adalah pada mineral yang mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik, tanpa maksud menguasai seluruh komoditas mineral strategis.

Indonesia dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama nikel. Cadangan nikel Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, dengan Indonesia menyumbang 40% dari produksi nikel global.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, cadangan nikel Indonesia mencapai 72 juta ton Ni (nikel), yang merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139,4 juta ton Ni. Cadangan ini tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah terbesar terkonsentrasi di wilayah Sulawesi.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa cadangan bijih nikel di Indonesia mencapai 8,26 miliar ton dengan berbagai kadar, yang mencakup bijih nikel kadar tinggi (saprolit) dan kadar rendah (limonit).

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri nikel global, dengan cadangan yang cukup besar dan strategis untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik di masa depan.

Komentar