JurnalPatroliNews – Jakarta – Naga, bukan nama sebenarnya, adalah salah satu penerima beasiswa LPDP yang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi di Inggris pada akhir 2023.
Penuh harapan untuk memberikan kontribusi bagi tanah air, ia pulang dengan bekal pengalaman dan prestasi. Namun, meskipun berstatus lulusan LPDP dengan gelar S2 dan pengalaman kerja, Naga kini menghadapi kenyataan pahit: setahun setelah kembali, ia masih kesulitan mendapatkan pekerjaan.
“Saya lahir dan besar di sini, orang tua saya PNS, dan punya cita-cita untuk berkontribusi bagi pembangunan negeri ini. Namun kenyataannya, mencari pekerjaan setelah pulang ternyata tak semudah yang dibayangkan,” ujar Naga saat berbincang pada Kamis (7/11).
Ia menjelaskan bahwa bagi penerima beasiswa LPDP, ada harapan untuk kembali dan memberikan dampak positif di Indonesia. “Secara kontrak, kami harus kembali, tapi kalau ada yang memilih tidak kembali, itu juga pilihan mereka,” tambahnya.
Setelah kembali ke Indonesia, Naga melamar di berbagai perusahaan, termasuk BUMN, perusahaan multinasional, dan bahkan mencoba jalur CPNS.
Meskipun memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan pengalaman kerja sebelumnya sebagai auditor, dia merasa kesulitan untuk mendapatkan posisi yang sesuai.
“Sebelum S2, saya sudah bekerja. Tapi setelah S2, justru malah merasa overqualified. Saya melamar ke banyak perusahaan, baik yang besar maupun yang kecil, tapi tak banyak yang memanggil untuk wawancara,” kata Naga.
Naga berharap bahwa statusnya sebagai lulusan LPDP akan menjadi nilai plus, namun kenyataannya hal itu tidak selalu membuatnya lebih diterima di dunia kerja.
“Saya pikir LPDP itu akan memberi nilai tambah. Banyak yang mengatakan gelar S2 itu lebih mudah didapat, tapi LPDP punya tambahan nilai, kan?” ujarnya.
Meskipun demikian, ia juga merasa bahwa standar gaji yang diminta tetap realistis. “Saya minta gaji dua digit, sesuai dengan pengalaman saya sebelumnya, tapi tetap saja sulit,” jelasnya.
Saat ini, Naga fokus mengembangkan keterampilan sambil merawat nenek dan kakeknya. “Saya tidak menyesal. Ini memang belum rezeki saya.
Saya tetap berusaha dan sambil ikut bimbel untuk persiapan ujian CPNS dan BUMN,” katanya. Meski demikian, ia mengakui bahwa banyak teman seangkatannya di luar negeri yang juga mengalami kesulitan serupa dalam mencari pekerjaan.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyatakan bahwa pemerintah memberikan kebebasan bagi alumni LPDP yang belum mendapatkan pekerjaan di Indonesia untuk bekerja di luar negeri.
“Jika mereka tidak terikat dengan instansi pemerintah, mereka boleh bekerja di luar negeri. Pemerintah tidak bisa mendanai mereka selamanya, tapi kontribusi mereka di luar negeri juga tetap berarti bagi Indonesia,” ujar Satryo dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada Rabu (6/11).
Satryo menambahkan bahwa meskipun lulusan LPDP tidak harus kembali bekerja di Indonesia, mereka tetap membawa nama baik Indonesia melalui kontribusi internasional mereka.
Komentar