Maksudnya begini, apabila ada kebutuhan KCI sebanyak 10 rangkaian per tahun, maka solusinya adalah diadakan sarana KRL bekas Jepang sebanyak 8 rangkaian. Kemudian PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA diberikan porsi untuk memproduksi 2 rangkaian KRL baru.
Dan perbandingan ini makin lama komposisi KRL baru dapat ditambah. Sementara pembelian KRL bekas Jepang dikurangi. Pasalnya dengan kondisi sekarang, INKA pun juga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan KCI karena masa produksi memerlukan waktu yang cukup lama.
“Keuntungannya, setiap tahun INKA akan memperoleh order produksi sarana KRL baru dan kebutuhan operasi sarana KRL oleh KCI dapat terpenuhi. Dengan memproduksi secara rutin sarana KRL setiap tahun, maka diharapkan kualitas produk INKA juga semakin baik,” sebutnya kepada rekan media.
Agar rencana ini bisa dijalankan, pemerintah harus duduk bersama membahas rencana impor kereta bekas dari Jepang. Berbagai aspek harus dilihat dan dipertimbangkan agar pertimbangan dalam menerima ataupun menolak impor itu tidak semata-mata karena kepentingan ekonomi. Hal ini sangat urgent karena menyangkut kepentingan dan keselamatan publik.
Sikap cinta tanah air bisa ditunjukkan dengan mencintai produk dalam negeri. Artinya saat menggunakan produk buatan Indonesia, hal ini memperlihatkan bahwa bangga dan mencintai tanah air. Mencintai produk dalam negeri berarti membeli, menggunakan, dan memanfaatkan produk buatan perusahaan atau kelompok usaha lokal Indonesia.
Keuntungan lainnya, setiap tahun INKA akan memperoleh order produksi sarana KRL baru dan kebutuhan operasi sarana KRL oleh KCI dapat terpenuhi. Dengan memproduksi secara rutin sarana KRL setiap tahun, maka diharapkan kualitas produk INKA juga semakin baik.
Impor barang bekas memang murah, akan tetapi juga harus diakhiri. Murah di awal, namun biaya perawatan mahal. Misalnya mencari suku cadangnya susah karena sudah tidak diproduksi di Jepang yang akhirnya harus melakukan kanibal.
“Kita dukung keduanya. Produk dalam negeri dengan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bisa bikin bangsa kita mandiri dalam teknologi perkeretaapian. Namun harus tahu situasi dan kondisi pabrikan di dalam negeri. Impor, jangan kebablasan, kurang menghargai produk dalam negeri dan kemampuan bangsa sendiri,” jelasnya.
Komentar