JurnalPatroliNews – Jakarta,- Kebijakan Pemerintah dalam pemberian Bantuan Sosial (Bansos), dan Insentif Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), disoroti Chatib Basri, Ekonom Senior. Menteri Keuangan di era SBY ini mengatakan, Kebijakan itu harus fokus pada kelompok masyarakat rentan demi mengurangi tekanan akibat gejolak pandemi maupun global.
“Saya setuju, fokus harus kepada vulnerable (Rentan) group. Kalau saya bicara 160 juta penduduk Indonesia itu, 40 juta rumah tangga dengan hitungan bapak, ibu, dan dua anak,” ujar Chatib, Senin (4/4/22).
Ia menyebut, sebenarnya kelompok rentan di Indonesia atau biasa disebut Expiring Middle Class ada sebanyak 120 juta orang, sehingga, dari 160 juta penduduk yang menjadi target pemberian Bansos, sudah terlingkupi semuanya.
Ada cara yang dapat diaplikasikan Pemerintah, menurutnya, untuk bisa mengetahui masyarakat yang benar-benar rentan, biarkan masyarakat tersebut yang menunjukkan dia benar-benar rentan.
“Jangan menargetkan orang miskin, but let them show themselves,” sambungnya.
Orang yang rela antre sekitar 5-6 jam hanya demi uang Rp150 ribu dari Pemerintah, adalah masyarakat yang benar-benar rentan, sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan.
“Jadi mereka yang beneran miskin akan ngantre, dari situ akan didapatkan by name by address. Saya yakin orang punya enggak akan mau ngantri 5-6 jam,” tambahnya.
Komentar