JurnalPatroliNews – Jakarta – Kasus meninggalnya Ade Nurul Fadilah (19), siswi Sekolah Penerbangan Sumatera Flight di Medan, menimbulkan kontroversi dan isu pemerkosaan.
Ade ditemukan meninggal di asramanya pada Selasa (1/10), dan berita ini mengguncang keluarga serta teman-temannya.
Kuasa hukum Sumatera Flight Center, Hendra Manatar Sihaloho, menjelaskan bahwa saat kejadian, kamar tempat Ade berada dihuni oleh enam siswi lainnya.
“Kamar itu semua perempuan, jadi kami kaget mendengar isu pemerkosaan,” ujar Hendra. Ia juga menegaskan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa lokasi kamar Ade dan memastikan bahwa kamar tersebut terpisah dari kamar siswa laki-laki.
Meskipun pihak sekolah berusaha menegaskan bahwa semua temuan di tempat kejadian sudah diperiksa, kuasa hukum keluarga Ade tetap menanggapi isu tersebut dengan hati-hati.
Mereka mengakui bahwa semua kemungkinan harus dipertimbangkan, termasuk kemungkinan adanya penganiayaan atau percobaan pemerkosaan. “Kita tidak berani menuduh, tetapi semua kemungkinan ada,” ungkap kuasa hukum keluarga.
Kematian mendadak Ade menimbulkan kecurigaan di kalangan keluarganya, terutama karena mereka menyatakan bahwa Ade tidak memiliki riwayat penyakit yang serius. Mereka juga mengklaim menemukan lebam di tubuh Ade, yang menambah tanda tanya besar terhadap penyebab kematiannya.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah merencanakan untuk memanggil kedua pihak, yaitu pihak sekolah dan keluarga korban, untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
“Belum ada yang diperiksa hingga saat ini, tetapi kami sudah menjadwalkan pertemuan dalam pekan ini,” katanya.
Kasus ini menunjukkan kompleksitas situasi yang melibatkan isu sensitif seperti pemerkosaan dan penganiayaan, serta bagaimana kematian mendadak dapat menimbulkan berbagai kecurigaan.
Pihak berwenang diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta yang ada agar keadilan dapat ditegakkan bagi Ade dan keluarganya.
Komentar