Meski begitu, Menkop Budi Arie mewanti-wanti untuk menjadikan kisah perjalanan Koperasi Taksi atau Kosti sebagai pelajaran berharga. “Kosti itu awalnya koperasi yang bagus, kemudian hancur karena manajemen diambil alih para sopir yang tidak menguasai ilmu manajemen. Ya, hancur,” ungkap Menkop Budi Arie.
Intinya, Menkop Budi Arie menekankan pentingnya pemahaman bahwa jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak dipahami dan dikuasai ilmunya. “Manajemen koperasi jangan diserahkan pada yang bukan ahlinya. Tugas pengemudi ya mengemudi saja, sedangkan urusan lain menjadi kerja koperasi,” jelas Menkop Budi Arie.
Usai pertemuan, Ketua Umum DPP Srikandi Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) Linda Kartika Dewi menjelaskan bahwa organisasi masyarakat (ormas) yang berdiri pada 2015 ini memiliki visi misi pemberdayaan ekonomi keluarga, terutama yang dijalankan kaum ibu dan perempuan, baik sektor formal maupun informal.
“Ada tujuh organisasi perempuan yang bergabung ke dalam Srikandi ARUN, yang salah satunya adalah RBPI, dimana saya juga sebagai pembinanya,” kata Linda.
Ketujuh organisasi tersebut diantaranya bergerak di sektor seni budaya, pendidikan, kesehatan, UMKM, pengemudi, dan pariwisata. “Semuanya dimotori kaum perempuan,” kata Linda.
Ke depan, Linda mengungkapkan bahwa Srikandi ARUN bakal membentuk badan hukum koperasi sebagai induknya, yang kemudian diikuti oleh koperasi-koperasi lain yang ada di bawahnya. “Akan ada koperasi pengemudi, dosen, pelaku UMKM, dan sebagainya,” ujar Linda.
Komentar