MenKopUKM Ajak UKM Perluas Pendanaan Melalui Pasar Modal

Menurutnya, perusahaan di Papan Akselerasi asetnya rata-rata mencapai di atas Rp10 miliar dan yang paling besar mencapai sekitar Rp250 miliar. Aset di bawah angka tersebut, pelaku UKM dapat memanfaatkan fasilitas Securities Crowdfunding untuk pembiayaan.

Selain itu, Iman menuturkan bahwa BEI juga telah memiliki IDX Incubator yang menjadi tempat untuk memfasilitasi perusahaan yang ingin mempelajari proses IPO.

“IDX Incubator sudah ada di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kami fasilitasi perusahaan yang mau belajar proses IPO. Jadi seperti belajar membuat laporan keuangan dan bertemu investor. Kami siapkan tenaga ahlinya. Kita juga siap untuk menjembatani perkenalan dengan para profesi penunjang pasar modal yang akan mendukung proses IPO perusahaan, seperti underwriter, kantor akuntan publik, kantor hukum, notaris dan lainnya,” ujarnya.

Adapun, Plt. Deputi Bidang UKM Temmy Satya Permana menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara KemenKopUKM dan BEI pada 2023 yaitu program SME IPO, program pendampingan UKM untuk memasuki ekosistem pasar modal.

Rangkaian kegiatan Program SME IPO terdiri dari forum pasar modal, pelatihan, coaching clinic, dan business matching. Forum Pasar Modal tahun ini dilaksanakan di Kota Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Jakarta.

UKM yang hadir dalam acara ini berjumlah sekitar 250 perusahaan dan merupakan rekomendasi dari KADIN, HIPMI, IDX Incubator, serta binaan KemenKopUKM.

“Selama ini persepsi masuk ke bursa itu sulit dan mahal jadi kita ingin mengubah pola pikir itu khususnya bagi pelaku UKM. Semoga adanya program ini dapat mendorong UKM kita naik kelas, mandiri, dan berdaya saing,” ujar Temmy.

Komentar