MenKopUKM Harapkan PLUT KUMKM Bangun Fondasi Anak Muda Kreatif Masuk Industrialisasi

Oleh karena itu, kata Wahyu, upaya kolaboratif harus dilakukan dengan payung hukum yang kuat. Dan ekonomi kreatif juga telah ditetapkan sebagai salah satu sasaran strategis dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026. Peta jalan terstruktur pun telah disusun dalam Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2024-2028.

“Akan ada enam arah kebijakan rencana aksi. Antara lain, infrastruktur, layanan legalitas dan standardisasi industri, peningkatan kapasitas SDM kreatif, sinergi regulasi, sistem kelembagaan, serta integrasi pusat data dan riset,” kata Wahyu.

Bagi Wahyu, peran anak-anak muda akan sangat sentral dalam membangun peradaban kreatif di Kota Malang. Tanpa anak-anak muda kreatif, maka sulit menumbuhkan ekosistem kota yang baik.

Situasi ini yang mendorong pihaknya menghadirkan Malang Creative Center (MCC). Hingga September 2023, sudah ada 2.217 event dilaksanakan di MCC. Kemudian, 1.933 pelaku ekraf, 140 kolaborator, dan lebih dari 114 ribu penerima manfaat MCC.

“Gedung MCC menjadi wadah bagi 17 subsektor ekonomi kreatif untuk mengembangkan potensinya, mulai dari pengembangan aplikasi, gim fashion, laboratorium kuliner, hingga perfilman. Indsutri kreatif juga menunjang terciptanya lapangan kerja,” kata Wahyu.

Sinergi ICCN

Ketum ICCN TB Fiki C Satari menyatakan, sinergi ICCN dengan KemenkopUKM, khususnya dalam program PLUT KUMKM, dapat menjadi sebuah forum lintas komunitas dengan menghadirkan semangat MCC. “Secara formal, kami memiliki kerangka kerja konsesus nasional komunitas kreatif yang mayoritas pelaku UMKM,” kata Fiki.

Menurut Fiki, aktivitas seperti itu harus berkelanjutan, sehingga ICCN melakukan proses ekosistem mulai dari inisiasi, menciptakan SDM yang unggul, hingga menghasilkan produk yang bisa diterima di kancah global.

“Saya berharap pada 2025, Malang bisa menjadi Kota Kreatif Dunia versi Unesco,” kata Fiki.

Dalam hal ini, ICCN berkolaborasi dengan PLUT KUMKM yang fokus pada pengembangan produk unggulan daerah, bahan baku yang bisa discalling-up, serta membentuk pasar yang sudah eksis.

“ICCN dan New PLUT ingin fokus di satu sektor produk unggulan sebagai target market industri,” kata Fiki.

Fiki mengungkapkan, ada tiga tantangan dalam pengembangan UMKM yang menjadikan pihaknya perlu bersinergi. Yaitu, komitmen bersama lintas stakeholder, bagaimana nanti di level teknis, hingga bagaimana kolaborasi program dan inklusifitas sinergi.

“Tujuannya, untuk memajukan PLUT KUMKM, agar UMKM kita naik kelas,” ujar Fiki.

Komentar