Moderasi Beragama Sebagai Sikap Bathin, Perwujudan Syukur Terhadap Keberagaman

Dalam acara yang diselenggarakan pada hari sabtu 19 November 2021 ini Benny juga menyatakan bahwa  kita harus beragama dengan cita rasa Indonesia yaitu tenggang rasa, tepo seliro dan saling memahami, kita harus menyadari bahwa yang Indonesia alami dan jalani  lebih daripada sekedar melaksanakan  toleransi namun persaudaraan sejati yang melewati batas batas indentitas, Agama yang merupakan Inspirasi Bathin harus menjadi dasar etis dan kesadaran manusia karena  nilai ketuhanan yang maha esa bisa terlaksana dengan  baik Jika kita sebagai mahluk ciptaannya mampu  berlaku adil dan menghargai sesama ciptaan Tuhan

Urgensi moderasi beragama adalah menjaga , menghargai dan merayakan perbedaan, bukan mempertajam perbedaan dan mengagungkan kebenaran sendiri maka pemerintah perlu mendukung adanya  keadaban publik yang dibuktikan dengan peraturan yang tidak diskriminatif.

Negara harus menyelenggarakan sebuah tata kelola yang bebas dikotomi mayoritas dan minoritas, kalah menang karena hukum tertinggi adalah ketika kita bisa mencintai Tuhan dengan mencintai sesama ciptaannya dengan meninggalkan egoisme, eksklusifitas dan pengagungan identitas serta penistaan pihak lain

Umat beragama dalam proses pergaulannya dalam masyarakat hendaknya meninggalkan  pemikiran pemikiran jahat menjadi alternatif pendekatan dalam beragama, kekurangan literasi dan kebijakan dalam mentelaah konten menyebabkan manusia menjadi robot berdimensi satu yang tereduksi dari mahluk yang memiliki kehendak bebas , kita tidak boleh hanya sekedar menjadi pengeshare namun menjadi umat beragama yang mengolah informasi yang didapatkannya dengan tepat dan Etis

Acara yang diselenggarakan sejak pukul 09.00  Ini juga menghadirkan Bikhu Santacitto sebagai Narasumber.

Dalam Paparannya beliau menyatakan bahwa Sang Buddha dalam ajarannya tidak pernah menghendaki bentrokan dengan budaya lain dan memilih untuk berusaha beradaptasi karena  kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan harus bisa membuat segala mahluk berbahagia, berusaha dengan sikap inklusif untuk bermoderasi dengan alam semesta dibawah bimbingan Agama, Buddha sangat open minded terhadap ajaran lain kebenaran adalah kebenaran dari siapapun ajarannya dan karenanya  kita harus dapat menjadi corong kebenaran dan wajah kedamaian itulah kunci moderasi beragama.

Seminar yang merupakan bagian dari rangkaian acara  Kongres Gemabudhi ini dihadiri oleh 60 orang  dan ditutup pada pukul 12.00.

Komentar