Pemerintah Targetkan Masalah Sampah Nasional Hingga 2029 dengan Pendekatan Terpadu

JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menegaskan perlunya percepatan penanganan sampah nasional melalui strategi yang menyentuh seluruh aspek dari sumber hingga pembuangan akhir.

Instruksi ini diharapkan mampu menyelesaikan isu pengelolaan sampah secara komprehensif dalam kerangka waktu hingga 2029, sesuai dengan target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Dalam penjelasannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan bahwa strategi yang disusun meliputi berbagai pendekatan yang saling melengkapi. Ia menegaskan bahwa pemerintah telah merancang langkah-langkah yang harus diambil dari hulu ke hilir secara terintegrasi.

“Presiden menargetkan bahwa pada tahun 2029, masalah sampah harus menjadi bagian dari masa lalu. Oleh karena itu, kita telah menyusun strategi yang meliputi optimalisasi TPS-3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) dan TPS-T (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), serta pengembangan teknologi Waste to Energy dan Refuse-Derived Fuel (RDF) di bagian hilir,” ujar Hanif seusai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa fokus utama di bagian hilir adalah pengembangan teknologi energi dari sampah yang dapat mengurangi volume limbah dan sekaligus menghasilkan energi listrik. Hal ini sesuai arahan Presiden yang mendesak percepatan kerja sama dengan pemerintah daerah, karena pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab utama pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008.

Menanggapi hal ini, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya sebatas solusi teknis, tetapi juga berkaitan dengan masalah lingkungan yang mendesak dan memerlukan perhatian serius.

“Presiden sangat peduli terhadap permasalahan sampah ini karena dampaknya besar terhadap keberlanjutan lingkungan kita,” katanya.

Tito menyebutkan bahwa saat ini telah diidentifikasi 33 lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang menjadi prioritas untuk diubah menjadi pusat pengolahan dengan teknologi Waste to Energy. Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan mengundang kepala daerah terkait dalam waktu dekat untuk membahas pengembangan proyek ini.

Selain itu, Rosan Roeslani, CEO dari perusahaan pengelola dan investasi sektor Waste to Energy, menyatakan kesiapan perusahaan untuk mendukung proyek besar ini. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan berkolaborasi dengan sektor swasta lain dalam mengembangkan investasi tersebut, dengan memperhatikan aspek profitabilitas dan keberlanjutan.

“Danantara siap bekerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta untuk mempercepat implementasi teknologi Waste to Energy, sesuai dengan kriteria investasi yang kami tetapkan,” ujarnya.

Rosan juga menambahkan bahwa mereka tidak akan bergerak sendiri, melainkan akan mengajak berbagai pihak swasta lain untuk turut serta membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan efisien di seluruh Indonesia.

Komentar