Kondisi Ekonomi RI di Tahun Ini, Pilkada sebagai Penyelamat di Tengah Ketidakstabilan Dunia

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dia mengatakan keputusan pemerintah untuk melanjutkan distribusi bantuan sosial hingga akhir 2024 juga mampu menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja pemerintah. “Ditambah, pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan penyaluran bansos sebanyak tiga kali di semester II 2024,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai efek Pilkada pada perekonomian akan lebih rendah dibandingkan pelaksanaan Pemilu 2024. Menurutnya, dorongan perekonomian yang lebih besar di sisa tahun 2024 justru berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

Dia bilang tumbuhnya konsumsi rumah tangga akan ditopang oleh keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan inflasi.

Sementara, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) akan meningkat seiring dengan kepastian mengenai program Presiden Terpilih, Prabowo Subianto. Josua mengatakan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed juga akan menjadi katalis bagi masuknya investasi ke Indonesia.

“Hal ini dapat menyebabkan peningkatan investasi langsung dan arus modal masuk, sehingga memperkuat investasi sektor swasta,” kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 mencapai 5,11%, sementara pada kuartal II mencapai 5,05%. Dengan capaian itu, maka tingkat pertumbuhan ekonomi selama semester I 2024 mencapai 5,08%.

Pertumbuhan ekonomi kuartal I amat ditopang oleh meningkatnya belanja pemerintah dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) terkait dengan Pemilihan Umum 2024.

Sementara, pertumbuhan kuartal II 2024 ditopang oleh konsumsi masyarakat yang berhubungan dengan libur Idul Fitri, libur Idul Adha dan meningkatnya mobilitas masyarakat pada saat musim mudik, serta rekreasi.

Semua faktor musiman yang mampu mendorong perekonomian itu sudah tidak ada di semester II 2024. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa pada semester II 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal meleset dari target 5%.

Komentar