Pers harus punya kemampaun berkolaborasi, berpikir kritis, karena dengan ini kita dapat disebut generasi unggul yang memang dapat dipersiapkan sejak dini. Dikui Atal, banyak media terjerumus dalam click bait. Ini menjadi tantangan kita bersama. Meningkatkan digital literacy bukan hanya kewajiban pemerintah semata, tetapi semua pihak termasuk media dan institusi pers juga institusi pendidikan. Membantu meningkatkan taraf literasi digital sama dengan meningkatkan taraf intelektualitas publik. Publik yang terdidik adalah publik yang bisa memilih konten bersubstansi positif dan mendidik. Litirasi digital bukan hanya kewajiban pemerintah, tapi kita semua, termasuk Universitas Sampoerna.
Sebagai organisasi wartawan yang pertama berdiri di Indonesia, PWI sebentar lagi, merayakan hari jadinya ke-77 persis di tanggal 9 Februari nanti dan akan diperingati sebagai puncak acara Hari Pers Nasional, memang perlu terus memberi kesempatan kepada seluruh anggotanya untuk mengasah kemampuan serta ketrampilan dalam menyajikan berita.
Sebab disadari bahwa pola konsumsi media oleh publik saat ini sudah amat berbeda, akibat pengaruh kemajuan teknologi dan koneksi internet yang semakin mudah juga murah. Generasi muda kini sudah tidak lagi mengkonsumsi media cetak, elektronik seperti halnya generasi sebelumnya. Bagi generasi babyboomers, TV didefinisikan sebagai station/lembaga penyiaran, tapi bagi generasi zaman now, TV adalah content maker, sama dengan ribuan content maker yang lain.
Kuatnya disrupsi digital berdampak signifikan pada nasib media konvensional. Terlebih, dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh media digital, popularitas media konvensional kian menurun. Sementara itu, kehadiran media digital kian merebak di mana-mana. Namun sayangnya, hal itu tak diikuti dengan peningkatan kualitasnya konten berita yang dimuat.
“Melalui momen peringatan Hari Pers Nasional yang sebentar lagi kita sambut, saya menekankan pentingnya insan pers menjaga kualitas konten yang disajikan di media masing-masing. Meski kecepatan dan akurasi masih menjadi senjata andalan yang wajib dipertahankan, ada aspek lain yang perlu diperhatikan seperti relevansi, konteks, dan makna dari isu yang diangkat,” harap Atal S. Depari.
Untuk itu, tambahnya, dalam kesempatan yang berharga pagi ini, saya sangat mengapresiasi kerjasama dengan pihak Sampoerna University untuk menggelar lomba artikel berita serta video bagi rekan-rekan wartawan dan media kampus lainnya. Pengalaman mengikuti lomba seperti ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh rekan-rekan wartawan, apalagi hadiahnya cukup fantastis, yaitu dua tiket mengikuti summer camp ke Universitas Arizona di Amerika Serikat sekitar bulan Juli mendatang.
Sisi lain dalam sesi talkshow, Farrah Mahdaly selaku Student & Alumni Affairs Manager Sampoerna University mengungkapkan, Universitas Sampoerna berkomitmen untuk melahirkan SDM yang mampu bersaing dan tangguh. “Kami mempersiapkan kurikulum yang berstandar internasional agar mahasiswa bisa punya kredensial. Kurikulum Sampoerna University merupakan kolaborasi kurikulum Indonesia dengan kurikulum AS yang berstandart kebutuhan kerja,” jelas Mahdaly.
Program di Universitas Sampoerna yang dikembangkan, diantaranya entrepreneurship, banking and finance, digital marketing, accounting, industrial engineering, visual communication design, sistem informasi, mechanical engineering, computer science and informatics, mathematics education, juga English language education.
“Dengan program kami, siswa dijamin memiliki keterampilan dan kredensial yang lebih baik yang akan membuka pintu untuk karir nasional atau internasional setelah mereka lulus,” pungkasnya.
Sampoerna University lebih dari sekadar kampus — melainkan merupakan sebuah komunitas belajar yang mempersiapkan siswa untuk sukses baik secara akademis maupun profesional. Para mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar dan memperoleh keahlian akademis—serta ditantang untuk berpikir, melakukan, dan tumbuh menjadi lebih baik.
Masih dalam sesi talkshow, Founder & CEO Deall Jobs, Andhika Sudarman, berpendapat belajar di universitas yang lebih baik, tentu kita akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berkemampuan dalam memecahkan problem yang lebih complicated.
Dalam menjalani hidup kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Kadang orang yang berada di lingkungan yang negatif, gampang sedih dan seakan membuat kita sudah banget, itu akan terasa kita semakin susah maju.
Komentar