Satika Simamora Sang Pejuang Kaum Tenun Ulos Tapanuli Utara

Pola pikir ini yang harus diubah oleh penenun-penenun Ulos di Kabupaten Tapanuli Utara. “Mulai dari sekarang pakailah atau setidaknya kita pegang bolak-balik tenun itu. Yang pada akhirnya tenun tersebut bernapas atau Martondi, untuk memanggil orang-orang membelinya. Kalau tenun Ulos hanya disimpan di lemari, ya sudah la tidak akan ada hasilnya,” cetus Satika Simamora.

Satika Simamora memberikan tips bagi penenun dan UMKM, berikan Martondi (nafas) pada barang dagangan walau hanya sebatas memegang atau menyentuh merapikan barang dagangan tersebut. “Bermartondi itu akan memanggil ‘kau akan laku, kau akan laku’.” Begitu tips dagang yang diperoleh Satika Simamora dari teman-teman Chinese-nya.

Tidak bosan-bosannya ia terus mengajak penenun-penenun Ulos untuk selalu memakai produk Ulos, agar orang-orang terpanggil untuk membeli produk Ulos. Dengan memakai produk Ulos tersebut, hal itu merupakan salah satu upaya mempromosikan dan mengenalkan betapa indah dan nyamannya produk Ulos dipakai.

11.000 Penenun Ulos Tapanuli Utara

Satika Simamora menginginkan produk Ulos asli buatan penenun Tapanuli Utara menghasilkan 11.000 pengerajin Ulos di masa kepemimpinan Bupati Nikson Nababan selama 9 tahun ini.

Satika Simamora membeberkan, saat ini ada 11.000 penenun handmade yang telah terdaftar di Tapanuli Utara. Dari belasan ribu penenun itu, diantaranya 6000 penenun yang belum ber-KTP alias masih bersekolah. Para anak-anak itu di waktu luang, membantu orangtuanya menenun Ulos, sekaligus belajar membuat produk Ulos.

Produk-produk Ulos yang dihasilkan telah membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi belasan ribu penenun Ulos. Di pasaran, produk Ulos dengan kualitas premium dibandrol mulai dari 500.000 Rupiah sebagai harga termurah. Dan harga tertingginya bisa mencapai 15 juta Rupiah.

Bayangkan saja, kalau penenun berhasil memproduksi 11.000 produk Ulos, berapa sudah penghasilan yang diperoleh para penenun. “Saya ambil saja hitungannya 300 ribu saja, dikalikan 11.000 produk Ulos?

Betapa besarnya hasil perputaran tenun Ulos di Kabupaten Tapanuli Utara yang mencapai triliunan rupiah. Sudah kalah dengan nilai APBD Tapanuli Utara dalam setahun,” ulas Satika Simamora.

Perputaran transaksional produk Ulos ini yang harus tetap dijaga dan diawasi oleh Satika Simamora, untuk memastikan pasaran produk Ulos tetap meningkat. Butuh kerja keras yang luar biasa untuk menggerakan ini semua. “Tenun bergerak UMKM lainnya pasti akan tumbuh,” sebut Satika Simamora.

Huhaholongi do Ho
Dan pengorbanan, perjuangan serta dedikasi Satika Simamora bagi Tapanuli Utara, dimanifestasikannya dalam sepenggal tagline berbahasa Batak Toba “Huhalongi do Ho”, yang artinya “Kucintainya dirimu”.

Iya, Satika kerap memasyaratkan tagline itu kala ia hadir di tengah-tengah masyarakat, di seluruh pelosok desa juga. Kocakannya yang khas membuat siapa saja yang mendengar tagline itu, terbalut rasa kasih sayang.

Apa yang Satika lakukan, Satika korbankan, Satika perjuangkan, tergambarkilkan lewat tagline itu, sekaligus simbol bahwa dirinya menyayangi segenap warga Tapanuli Utara.

Hal yang juga diharapkannya adalah semakin menularnya rasa kasih sayang antar sesama masyarakat. Dengan begitu, Satika pun yakin, apa yang akan dikerjakan, diraih, diimpikan, berbuah manis kelak jika diawali kasih sayang.

Komentar