Sebanyak 14 Investor Siap Perkuat Pembiayaan dan Investasi Bagi UKM Lewat SME Epic

Menurut Temmy, SME EPIC ini menjadi salah satu strategi dari KemenKopUKM dalam mengatasi permasalahan UKM untuk mendapatkan pembiayaan dan investasi, UKM berdaya saing dan siap meningkatkan skala usahanya.

Temmy mengakui, ada tiga hal yang menyebabkan UMKM sulit mengakses kredit perbankan dan non perbankan. Pertama, tidak memiliki agunan dalam 2 tahun terakhir. “Alasan terbesar ditolaknya kredit UMKM karena tidak ada agunan pada kredit bank sebesar 59,62% dan pada kredit fintech/non bank sebesar 46,43%,” ucap Temmy.

Kedua, suku bunga kredit masih tinggi, yakni per tahun 2021 mencapai sebesar 8,59%. Sementara negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia hanya 3,45% dan Singapura 5,42%.

Ketiga, terkendala status Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), dimana prediksi Bappenas tahun 2024 kredit usaha perbankan hanya mencapai 24%, salah satunya disebabkan tidak lolos SLIK.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan INOTEK Ivi Anggraeni menjelaskan bahwa program SME Epic sudah bergulir sejak Mei 2024 dengan melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap 150 UKM terpilih.

Pihaknya melakukan pendampingan bagi pelaku UKM dan startup untuk mendapatkan pembiayaan dan investasi, serta potensial buyer. Maka, UKM akan terus dikembangkan melalui berbagai kegiatan yaitu workshop, pembiayaan syariah, digitalisasi, pelatihan pitching, hingga business matching dengan potensial partner.

Lewat program SME Epic ini, Inotek berusaha membantu para pelaku UKM membedah usahanya dan mengevaluasi kebutuhan pembiayaan yang sesuai. Salah satunya, dengan melakukan self assesment pembiayaan yang dilakukan KNEKS lewat aplikasi business matching. “Dimana teman-teman UKM sudah onboarding di platform tersebut,” kata Ivi.

The Business Link Up kali ini diikuti 26 UKM secara regional di wilayah Jabar, Jabodetabek, dan Sumatera, dari komoditas kelapa, sektor industri kreatif, makanan dan minuman, fashion, dan teknologi, dengan kebutuhan investasi senilai Rp36 miliar. “Lembaga pembiayaan yang ikut kegiatan ini berasal dari kalangan perbankan, modal ventura, private investor, angel investor, crowdfunding, dan potential buyer,” ucap Ivi.

Komentar