JurnalPatroliNews – Jakarta – Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024.
Sebelumnya, Prabowo telah memanggil 108 orang untuk mengisi posisi menteri dan wakil menteri dalam kabinetnya, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang dipastikan akan kembali menjabat sebagai bendahara negara.
Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Jumat (18/10), Sri Mulyani memaparkan arah kebijakan ekonomi untuk tahun pertama pemerintahan Prabowo. Ia menjelaskan bahwa rencana untuk tahun 2025 telah ditetapkan melalui konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan presiden terpilih.
“Sesuai yang sudah disampaikan, kebijakan akan tetap mendukung program-program prioritas, seperti ketahanan pangan dan energi,” ungkap Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyebutkan kekhawatiran Prabowo terkait kondisi geopolitik dunia, termasuk perang antara Israel dan negara-negara Timur Tengah, serta konflik Rusia dan Ukraina.
Ia menekankan bahwa situasi ini perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi ekonomi global dan, pada gilirannya, berdampak pada ekonomi Indonesia.
“Kekhawatiran ini sejalan dengan analisis KSSK mengenai kondisi geopolitik global. Kami juga mewaspadai ketidakpastian yang mungkin merembet ke ekonomi domestik,” tambahnya.
Selain membahas kondisi politik dunia, Sri Mulyani menekankan pentingnya disiplin fiskal dalam kebijakan tahun depan. “Kami akan tetap melakukan pengelolaan fiskal yang prudent dan mendukung program nasional,” tegasnya.
Sri Mulyani menyatakan bahwa KSSK akan terus berkoordinasi dan menyinkronkan kebijakan demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, pertumbuhan dan stabilitas adalah dua aspek yang saling berkaitan dan harus terus diperhatikan.
“Stabilitas dan pertumbuhan adalah kombinasi yang memerlukan kalibrasi berkelanjutan,” jelasnya. Dengan fokus pada pengelolaan fiskal yang hati-hati dan perhatian terhadap dinamika global, Sri Mulyani optimis bahwa pemerintahan Prabowo dapat mengarahkan Indonesia menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.
Komentar