Wamenkop Sebut Model Sociopreneur Koperasi BMT Beringharjo Bisa Jadi Percontohan

JurnalPatroliNews – Yogyakarta – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyebutkan bahwa program Sociopreneur Koperasi yang sukses dijalankan Koperasi Syariah BMT Beringharjo bisa diterapkan atau dijadikan percontohan bagi pengembangan koperasi di wilayah lain.

“Saya mengapresiasi kepada segenap jajaran Koperasi BMT Beringharjo, yang telah mengupayakan beberapa program sociopreneur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan role model berdikari,” ucap Wamenkop pada acara sosial Berbagi Bersama Membangun Negeri, yang diselenggarakan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, di Kota Yogyakarta, Kamis (14/11).

Program sociopreneur tersebut diantaranya Jogjinawi, sebuah program untuk membantu petani dalam mendapatkan harga jual gabah yang layak dan menguntungkan. Lalu, ada program Simbah Harjo yang segmennya usaha angkringan berupa bantuan produktif berdikari, dengan target mengubah nasib penerima (mustahik) menjadi pemberi (muzaki).

Di samping itu, ada program Depo Simbah Harjo yang merupakan sebuah program pemberdayaan dana zakat, infaq, hingga CSR dengan mendirikan unit usaha yang berorientasi 80% keuntungannya diserahkan kembali kepada para pedagang angkringan Simbah Harjo.

Jadi, menurut Wamenkop, penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM kemudian dikembangkan BMT Beringharjo di Pasar Beringharjo sudah menjadi sebuah ekosistem yang bagus dan keekonomian. “Langkah ini bagus untuk turut mensukseskan program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional,” kata Ferry.

Dalam kesempatan ini, Wamenkop mengakui kiprah dan keberhasilan LPDB-KUMKM, khususnya Direktorat Pembiayaan Syariah, dalam perkuatan permodalan BMT Beringharjo bagi para pedagang di Pasar Beringharjo, dengan perputaran pembiayaan sudah mencapai Rp30 miliar.

“Dan saya pastikan akan ada tambahan dana bergulir sebesar Rp15 miliar lagi untuk para pedagang Pasar Beringharjo,” ucap Wamenkop.

Bahkan, BMT Beringharjo sudah memiliki beras sendiri dengan menampung gabah hasil panen dari petani. Nantinya, bisa juga produk sayuran dan lainnya dari Pasar Beringharjo yang diproses sebagai makanan siap saji untuk siswa dan santri-santri di pesantren.

“Saya berharap para pedagang pasar dan BMT Beringharjo dapat berperan aktif dalam program Makan Bergizi Gratis,” ucap Wamenkop.

Komentar