Wamenkop pun mengapresiasi, uang yang digulirkan ini dapat dikembangkan oleh BMT Beringharjo untuk kegiatan sosial bagi kalangam tukang becak di lingkungan pasar, para buruh gendong, anak-anak yatim piatu, dan kegiatan sosial lainnya.
“Ini bisa dijadikan sebagai contoh betapa efektif dan pembiayaan dari LPDB-KUMKM, khususnya pembiayaan syariah. Kemenkop akan terus mendukung sepenuhnya pengembangan kegiatan ekonomi syariah melalui koperasi syariah,” kata Ferry.
Bagi Ferry, aspek kebersihan, kerapihan, hingga kenyamanan di Pasar Beringharjo sudah sangat luar biasa. Dimana ada sekitar 2000 pedagang pasar di Beringharjo yang menerima manfaat dari dana bergulir LPDB-KUMKM.
“Model bisnis, sistem keuangan, hingga pengelolaan pasar seperti ini bisa diterapkan di pasar-pasar tradisional yang lain,” ucap Ferry, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Sementara itu, Ketua Pengurus BMT Beringharjo Mursida Rambe menjelaskan, koperasi yang dipimpinnya sudah berusia 30 tahun dengan mengelola dana masyarakat anggota sebesar Rp230 miliar. “Kita sudah ada di lima provinsi di Pulau Jawa dengan 20 kantor cabang, dimana yang terbanyak ada di Jawa Timur,” ucap Mursida.
Mursida mengakui, LPDB-KUMKM bagi BMT Beringharjo merupakan penolong, terutama saat pandemi Covid-19 lalu. “Seterusnya, kita selalu mendapat kepercayaan dari LPDB-KUMKM mendapat dana bergulir. Maka, tidak berlebihan juga bila kita mengklaim sebagai mitra terbaik dari LPDB-KUMKM. Apalagi, kami tidak pernah memiliki pinjaman dari bank,” ungkap Mursida.
Mursida pun berharap ke depan LPDB-KUMKM terus membantu perkuatan permodalan koperasi di seluruh Indonesia. “Kalau Pak Wamen kita percaya, karena beliau berasal dari Gerakan Koperasi,” ujar Mursida.
Komentar