Bunga Olimpiade Tokyo Yang Diterima Greysia Polii, Apriyani Rahayu dan Para Peraih Medali Punya Simbol Harapan di Balik Tragedi

JurnalPatroliNewsMeraih medali dalam Olimpiade memiliki arti luar biasa bagi Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Anthony Ginting serta atlet-atlet dunia lain, namun ada arti khusus buket bunga yang mereka terima saat naik ke podium.

Lebih dari 5.000 buket bunga disiapkan untuk para atlet di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, yang dimulai pada 23 Juli lalu.

Buket bunga yang diterima para atlet terdiri dari bunga eutoma dari Fukushima, bunga matahari dari Miyagi, gentian dari Iwate dan aspidistra dari Tokyo.

Sebagian besar bunga itu ditanam di kawasan yang dilanda gempa besar pada 2011 dan merupakan simbol harapan.

“Karangan bunga indah ini … dipilih dengan hati-hati oleh penyelenggara Olimpiade di Jepang,” kata Vicky Salmon, ketua unit yang mengorganisir pemberian bunga.

“Buket kemenangan ini termasuk eutomas yang ditanam di Fukushima, bunga matahari dari Miyagi, gentian dari Iwate dan aspiditra dari Tokyo,” menurut Komite Olimpiade.

Di bawah ini, informasi tentang simbol dan arti bunga yang diberikan kepada para atlet peraih medali Olimpiade Tokyo.

Asal bunga

Bunga-bunga ini sebagian besar ditanam di kawasan timur laut Jepang yang luluh lantak akibat gempa dan tsunami pada 2011. Bencana ini menyebabkan rusaknya tiga reaktor nuklir Fukushima.

Hampir 20.000 orang meninggal dalam bencana yang melanda kawasan Iwate, Fukushima dan Miyagi.

Arti bunga matahari

Bunga matahari dengan warna kuning mencolok mendominasi buket bunga. Bunga ini ditanam di Miyagi oleh para orang tua yang anak-anaknya meninggal dalam bencana itu.

Para orang tua memilih kawasan perbukitan untuk menanam bunga ini, tempat anak-anak mereka berlindung dari tsunami.

Setiap tahun, daerah perbukitan ini, dipenuhi bunga matahari untuk mengenang anak-anak yang meninggal.

Eutoma

Bunga ungu dan putih eutomas ditanam di Fukushima sebagai bagian dari program non-profit guna membangkitkan perekonomian menyusul bencana, yang menghancurkan sektor pertanian.

Eutoma atau yang dikenal juga sebagai lisianthu melambangkan harapan menyusul bencana besar itu.

“Bunga ini memiliki warna cerah dan saya gembira yang digunakan adalah bunga dari tiga wilayah, bukan hanya satu,” kata Yukari Shimizu, yang menanam bunga ini di Fukushima, kota yang pernah tak boleh dimasuki karena radiasi.

“Bunga ini merupakan simbol terima kasih kepada pihak di luar negeri yang membantu kami membangun kembali,” katanya.

Petani ini mulai menanam bunga matahari pada 2014 setelah panen sayur pada 2013 menunjukkan radiasi yang cukup tinggi sehingga tak aman untuk dikonsumsi.

Organisasi non-profitnya, Jin, menuai lebih dari 15.000 benih eutoma, untuk persiapan Olimpiade.

“Saya ingin mengirimkan pesan harapan melalui bunga ini bahwa kesulitan besar apapaun dapat diatasi, dalam olahraga dan dalam hidup,” kata Shimizu kepada Kyodo News bulan Mei lalu.

Komentar