Oleh: Andre Vincent Wenas
Belum jelas siapa yang salah, Budi Arie-kah atau Budi Gunawan-kah? Budi A versus Budi G. Yang satu mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (sekarang sedang jadi Menteri Koperasi) dan satunya lagi mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan sekarang sedang jadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Keduanya anggota kabinet Merah-Putih.
Percakapannya Budi Arie yang dimasalahkan sejatinya berada di ruang privat (percakapannya dengan seorang wartawan) tapi ternyata beredar luas karena di upload RatasTV (21 Mei 2025) di kanalnya. Dan ini telah bikin gerah sementara kalangan di internal PDIP. Sementara ini Budi Gunawan memilih diam, tidak berkomentar apa-apa.
Apakah sengketa atau keriuhan menyangkut judol ini bakal berdampak positif? Ya, justru akan sangat positif untuk mendukung pemberantasan judol. Jadi teruskan saja dan lanjutkan sampai ke pengadilan. Kenapa?
Karena di pengadilan akan terbuka semuanya. Seperti sedang dicontohkan oleh kasus Hasto-Harun yang semakin menganga lebar lantaran sudah dibawa ke depan meja hijau. Di situ semuanya mesti dipaparkan terbuka. Bagus khan?
Sekarang masih dalam taraf pelaporan. Beberapa kader PDIP telah melaporkan Budi Arie ke Bareskrim Polri. PDIP merasa difitnah. Dan yang jelas Budi Arie sudah di ”ultimatum” (atau diperingatkan) oleh para petinggi PDIP (Puan Maharani, Dedi Sitorus, beserta para pemandu sorak separtainya).
Budi Arie diminta mencabut tuduhannya kepada Budi Gunawan dan PDIP yang dikatakan sebagai Partai Mitra Judol. Puan Maharani minta Budi Arie segera melakukan klarifikasi agar tidak menimbulkan fitnah dan keriuhan yang tidak perlu.
Apakah permintaan Puan diindahkan oleh Budi Arie? Sudah jelas dan terang benderang pula bahwa Budi Arie tidak mengacuhkan ultimatum itu. Sampai detik ditulisnya artikel ini, jadi sudah lewat dead-line 1 kali 24 jam sejak Puan dengan nada kesal meminta Budi Arie mengklarifikasi, tapi Budi Arie tetap cuek.
Semua peringatan dan “ancaman” dari para petinggi PDIP tak digubris, ibaratnya anjing menggonggong kafilah berlalu. Para sekondan Budi Arie dari organisasi relawan Projo pun rajin tampil di berbagai forum untuk membela posisi Budi Arie.
Jadi yang jelas sudah ada dan sudah dikerjakan adalah: 1) kader-kader PDIP telah melaporkan Budi Arie ke Bareskrim Polri. Laporan pengaduan ini katanya bukan dari institusi PDIP, tapi kader-kader PDIP ini hanya menggunakan hak konstitusionalnya untuk melaporkan. Laporan pengaduan sudah masuk dan sekarang kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Dan 2) para petinggi Projo tetap aktif membela Budi Arie di berbagai forum. Lalu 3) sementara kita semua menunggu, beragam komentar dari para pengamat, baik yang professional maupun yang amatiran, terus berseliweran di lini massa gawai kita masing-masing.
Ini memang rejeki bagi para pemain di dunia media-massa, khususnya dunia podcast untuk mengangkat isu ini jadi tayangan yang laris diklik. Pendapat berbagai pengamat memang menarik, dan ini bisa meningkatkan pendapatan Ad-sense-nya.
Jadi bagaimana? Di tengah keriuhan ini, kepentingan kita hanya ini, yaitu agar perseteruan ini bakal membuka seterang-terangnya kasus judi online ini yang de-facto telah memakan banyak korban, utamanya rakyat kecil. Siapa saja sih dalang-dalangnya? Siapa para mafia atau para pejabat di belakang judi online?
Budi Arie bukanlah orang sembarangan, ia mantan Menteri Komunikasi dan Informatika. Demikian pun Budi Gunawan yang mantan Kepala Badan Intelijen Negara. Pastilah keduanya punya data-data yang akurat. Dan bisa saja keduanya sebetulnya sedang saling ancam, “I go down, you go down”.
Kita tidak peduli dengan siapa yang benar maupun siapa yang salah dalam kasus ini. Kita tidak dalam posisi membela pihak yang mana. Kita tidak ada kepentingannya dengan para oknum-oknum itu semua. Yang penting bagi kita adalah: membongkar kasus judol ini seterang-terangnya sampai ke akar-akarnya. Seret semua gembong-gembong, pembesar-pembesar yang selama ini pasang muka munafik.
Para politisi dan penjabat itu boleh saja saling cakar-cakaran dengan saling tuding terus menerus, yang penting masing-masing bisa mengungkapkan data dan faktanya. Malah bagus kalau mereka saling bongkar.
Budi Arie maupun Budi Gunawan dan oknum PDIP, ayo teruslah saling bongkar, ungkap semua data dan fakta-fakta yang kalian punya. Bawa ke pengadilan biar semua terbuka, sama seperti kasus Hasto yang semakin terang benderang.
Kita percaya, kasus judol yang diributkan ini bila diteruskan bisa memicu terkuaknya banyak kasus lain yang kondisinya saling mengunci diantara para pejabat (di eksekutif, legislative maupun di yudikatif).
Saling cakar-cakaran dan saling tuding menuding di antara para tertuduh pelaku kejahatan akan berakibat positif bagi penegakkan hukum di Indonesia.
Jadi tidak usah takut, tidak usah sungkan-sungkan. Teruskan saja, sampai ke pengadilan. Bongkar di pengadilan, tuding saja semua pejabat yang terlibat atau diduga kuat terlibat, paksa semua untuk menyampaikan bukti-bukti hukumnya.
Terima kasih kepada Budi Arie yang tidak menghiraukan “ultimatum” dari PDIP. Dan terima kasih pula kepada PDIP yang sudah mengadukan kasusnya ke Bareskrim Polri. Ayo Budi Gunawan, jangan diam saja, beberkan data dan fakta yang anda miliki. Kita para rakyat jelata siap menyimak prosesnya di pengadilan. Sampaikan semua secara transparan dengan argumen-argumen yang sahih.
Selamat beradu argumentasi di pengadilan. Semoga kasus Partai Mitra Judol, yang jadi seperti “Clash of the Titans” (pertarungan para dewa judol?) akan membongkar banyak topeng kemunafikan.
Bandung, Sabtu 31 Mei 2025
*Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Pemerhati Ekonomi dan Politik, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta
Komentar