Empat Tahapan Strategis Pembangunan Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Ketahanan sosial budaya dan ekologi. Partisipasi inklusif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, penguatan teknologi berbasis riset untuk ketahanan pangan, air, dan energi, serta penegakan hukum yang konsisten di seluruh wilayah.

Sistem jaringan listrik island-grid di Bali Nusra, Kalimantan dan Sulawesi, serta national-grid di Sumatera dan Jawa, diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. Kota besar dan metropolitan akan dikembangkan dengan tata kelola terintegrasi, untuk menyiapkan masyarakat berdaya saing, khususnya di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Pendanaan pembangunan akan dioptimalkan melalui reformasi tata kelola fiskal dan perluasan sumber pendanaan non pemerintah.

Tahap 3. Pada tahap ketiga (2035 – 2039), Indonesia memulai ekspansi global yang mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 6,4 – 7,6 persen per tahun. Fokus utama transformasi sosial terletak pada penguatan daya saing sumber daya manusia (SDM) yang semakin produktif dan inovatif, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di bidang ekonomi, Indonesia memperkuat posisinya sebagai economic powerhouse dengan daya saing global melalui peran yang lebih besar dalam Global Value Chain, penguasaan teknologi menengah dan tinggi, serta menjadi hub maritim Asia.

Transisi energi juga difokuskan pada peningkatan kapasitas energi terbarukan, implementasi hidrogen dan amonia rendah karbon, serta pengembangan PLTN (nuklir) komersial. Selain itu, fokus juga pada pengembangan energi laut, efisiensi listrik di sektor industri, dan peningkatan jaringan kelistrikan melalui interkoneksi dan smart-grid.

Dalam tata kelola, Indonesia menekankan pada adaptasi kelembagaan, peningkatan kompetensi ASN, modernisasi partai politik, dan evaluasi regulasi berbasis teknologi. Supremasi hukum difokuskan pada pemberantasan korupsi dengan pendekatan corruption impact assessment, peningkatan penerimaan negara, dan penguatan diplomasi yang sinergis, menjadikan Indonesia sebagai pemain global.

Ketahanan sosial budaya dan ekologi bertujuan menciptakan masyarakat yang tangguh menghadapi perubahan dan bencana, serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Penerapan teknologi hijau dan biru menjadi prioritas untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan mengelola limbah secara efektif.

Pembangunan wilayah difokuskan pada peningkatan konektivitas global dan pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangunan island-grid di Maluku dan Papua serta national-grid di seluruh wilayah Nusantara. Pendanaan pembangunan mengandalkan sumber dana non-pemerintah untuk memperluas cakupan sektor di daerah.

Tahap 4. Pada tahap keempat (2040 – 2045), Indonesia berhasil mencapai Indonesia Emas 2045 dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 5,4 – 6,7 persen per tahun. Fokus transformasi sosial adalah menciptakan masyarakat sejahtera, adaptif, berakhlak mulia, berbudaya maju, serta memiliki daya saing.

Transformasi ekonomi diarahkan pada mewujudkan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi dan poros maritim dunia, dengan SDM yang semakin unggul dan inovatif di kancah global.

Komentar