Tentang Partai Super Tbk dan Partai Perorangan dari Jokowi

Artikel Strait Times itu juga mengakui bahwa dukungan Jokowi berperan penting dalam kemenangan Prabowo dalam pemilihan presiden bulan Februari 2024 lalu, dimana putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka kini menjabat sebagai wakil presiden Indonesia.

Dan sekarang dikatakan, Jokowi di usianya yang ke 63 tahun sedang tidak berpartai, namun ia tengah bersiap untuk mempertaruhkan popularitasnya yang masih tinggi mata masyarakat Indonesia, yang diperoleh selama 10 tahun berkuasa, dengan membentuk apa yang disebutnya “Partai Super Terbuka”, atau Super Party PLC.

Terbuka, atau Tbk, merujuk pada versi Indonesia dari perusahaan terbatas publik (public listed company, PLC), di mana saham perusahaan dapat dimiliki oleh publik. Jokowi menyinggung tentang konsep Partai Super Tbk ini pada 11 Februari 2025 lalu dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab di kanal YouTube-nya.

Jokowi bilang, “Kami menginginkan partai politik yang super terbuka… yang dimiliki oleh semua anggota. Itulah partai politik yang ideal di masa depan, menurut saya,” ujarnya seraya menambahkan bahwa rencana untuk partai tersebut masih dalam tahap finalisasi. Jadi belum final, masih berproses.

Usulannya ini ternyata menarik minat banyak kalangan. Partai-partai besar seperti Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan antusias mengharapkan rincian tentang gagasan itu. Kelompok relawan yang berpihak pada Jokowi, misalnya Projo, yang merupakan singkatan dari Pro Jokowi, dengan cepat telah menyuarakan dukungannya.

Walaupun mereka juga sadar sepenuhnya bahwa masa jabatan Presiden Joko Widodo telah mencapai batas konstitusional Indonesia, yaitu dua periode, sehingga tidak dapat mencalonkan diri sebagai presiden lagi.

Namun ini yang penting, menurut banyak analis, memiliki “rumah” politik seharusnya membantu Jokowi meningkatkan pengaruh politiknya. Selain itu, juga dapat membantu Gibran dan menantunya Bobby Nasution untuk mencapai jabatan politik yang lebih tinggi di kemudian hari. Itu pandangan banyak analis politik.

Dr. Cecep Hidayat, dosen di Departemen Ilmu Politik Universtias Indonesia bilang, “Ketika Jokowi lengser sebagai presiden, semua kekuasaan otoritatif berpindah ke Prabowo. Namun, pengaruh Jokowi masih ada. Ia ingin membuat Partai Super Tbk, yang dapat meningkatkan (pengaruhnya)… Partai Super ini dapat menjadi strateginya untuk memiliki kendaraan politik.”

Komentar