Jokowi, Gibran dan Bobby diberhentikan (dipecat) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada bulan Desember 2024 setelah keretakan panjang dengan ketuanya, Megawati Soekarnoputri. “Saat lengser, Jokowi berbeda dengan mantan presiden lain seperti Megawati yang kembali sebagai Ketua Umum PDI-P. Berbeda pula dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang menjadi ‘pemilik’ Partai Demokrat,” kata Dr Cecep Hidayat.
Analis politik di Jakarta, Hendri Satrio (Hensat), mengatakan bahwa secara teori, konsep partai terbuka sudah ada dalam sistem politik Indonesia. “Semua partai politik sebenarnya super terbuka, di mana setiap orang dapat mendaftar sebagai anggota dan memiliki kesempatan untuk mencapai puncak.” Namun dalam praktiknya, sebagian besar partai politik dikontrol ketat oleh elit politik Indonesia. Ini fakta.
Hensat mengatakan bahwa, “Delapan partai politik yang memiliki kursi di DPR di Senayan telah menjadi partai milik elit. Dari proses pengambilan keputusan hingga regulasinya, semuanya dijalankan oleh elit.” Inilah mengapa gagasan Jokowi soal Partai Super Tbk jadi menarik.
Ciri utama dari model Partai Super Tbk ini adalah bahwa anggota dapat secara langsung memilih pemimpin mereka dan mendorong kebijakan partai, dengan tujuan menghilangkan hak istimewa politik elit. Saat ini, sebagian besar partai memilih pemimpin mereka melalui perwakilan daerah selama kongres mereka. Bahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih pemimpinnya lewat Majelis Syuro, yang merupakan dewan pimpinan tertinggi partai tersebut.
Andy Budiman, yang wakil ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dalam artikel Strait Times itu mengatakan bahwa PSI akan mengadopsi konsep Partai Super Tbk dalam kongres tahunannya yang akan datang pada bulan Mei 2025.
“Ini akan menjadi antitesis dari partai politik yang dimiliki oleh para elit. (Partai Super Tbk) akan dimiliki oleh masing-masing individu, para anggota partai,” katanya, mengacu pada transformasi baru partai tersebut terkait dengan konsep Partai Super Tbk dari Jokowi.
“Melalui kongres, kami akan mengubah aturan dasar partai sehingga di masa mendatang, ketua partai akan dipilih secara terbuka – satu orang, satu suara. Semua anggota dapat memilih melalui e-vote. Ini akan menjadi yang pertama di Indonesia. Jika Partai Super Tbk ini memiliki struktur yang mirip dengan korporasi di mana publik dapat membeli sahamnya, partai ini akan bergantung pada mayoritas yang memiliki saham… Partai semacam ini (diharapkan) tahan terhadap ‘investasi elit’ juga pertikaian ideologis,” tambah Andy Budiman.
Dalam keterangan lanjutannya, Andy Budiman mengatakan bahwa menuju Partai Perorangan dan Partai Super Tbk ini perlu difasilitasi oleh teknologi. Maka harus ditempuh dengan sangat hati-hati, jangan sampai ada ‘manipulasi’ yang akhirnya menafikan intensi yang baik ini. Persiapannya harus matang, misalnya soal verifikasi anggota (calon pemilih), penetapan kriteria calon yang bisa dipilih (kandidat), dan sebagainya.
Komentar