Giatnya pembangunan nasional selama ini jelas membutuhkan dana yang besar. Ini semua seperti yang dicantumkan dalam APBN dan diundangkan setelah mendapat persetujuan DPR. Adapun sumber penerimaan untuk mendanai pengeluaran APBN itu berasal dari Pendapatan Negara dan Penerimaan Pembiayaan.
Sedangkan Pendapatan Negara berasal dari sumber Perpajakan, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Sementara Penerimaan Pembiayaan antara lain berasal dari penerimaan pinjaman atau utang.
Tulisan singkat ini sekedar menyeimbangkan pandangan kita agar tidak myopic (rabun), berat sebelah alias tidak berimbang.
Posisi utang kita jelas bertambah dari tahun ke tahun, karena kebutuhan pembangunan. Tapi yang jelas itu semua seiring dengan peningkatan jumlah asset (kekayaan) negara dan produktivitas (PDB) bangsa yang juga meningkat signifikan.
Hal lain yang perlu dicermati adalah konteksnya. Bagi para pengambil kebijakan, pasti tahu betul bahwa ekonomi nasional kita biar bagaimanapun tidak bisa lepas dari konteks geopolitik internasional.
Keduanya saling tergantung dan saling mempengaruhi. Maka cara pandang kita pun semestinyalah tidak myopic (rabun) terhadap konteksnya.
Ke depan pembangunan akan terus diakselerasi, kita mesti mengelola keuangan negara dengan bijaksana. Kepemimpinan yang kuat, mampu mempersatukan dan mengharmonisasi berbagai kekuatan politik yang ada.
Komentar