Prabowo & Era Baru Energi Nasional

Seperti diketahui, Indonesia selama ini cenderung bergantung terhadap sumber energi fosil seperti batu bara dan gas bumi.

Kendati cadangan energi fosil kita masih cukup tersedia, namun ketergantungan yang besar terhadap energi konvensional ini mengandung risiko tinggi di tengah gejolak dan ketidakstabilan harga pasar global.

Belum lagi, dunia ke depan sedang berlomba-lomba menghadirkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan dan tidak terbebani ancaman krisis energi domestik.

Dalam situasi dilematis ini, kehadiran energi nuklir merupakan sebuah solusi yang tidak bisa ditawar lagi.

Ia menawarkan suatu efisiensi tinggi, emisi karbon yang nyaris nol, dan kemampuan menyediakan pasokan listrik dalam jumlah besar dan stabil.

Keunggulan-keunggulan yang disebutkan di atas tidak ditemui pada energi fosil. Karenanya, keputusan berpaling dari energi fosil ke energi nuklir bukan saja rasional, tapi juga keharusan.

Dengan adanya dukungan Rusia yang cukup berpengalaman dalam teknologi pengembangan nuklir membuat langkah Indonesia membangun energi baru kian mendekati kenyataan.

Rusia melalui Rosatom, merupakan perusahaan energi nuklir milik negara (Rusia), yang memiliki reputasi sebagai penyedia teknologi nuklir sipil global.

Perusahaan ini turut membangun reaktor di berbagai negara seperti Turki, Mesir, India, dan Bangladesh.

Selain itu, Rusia juga terkenal memiliki pendekatan kerja sama yang komprehensif mulai dari pembangunan infrastruktur, transfer teknologi, pelatihan SDM, hingga pembiayaan lunak.

Dengan begitu, kesepakatan Indonesia-Rusia dalam hal pengembangan teknologi nuklir Indonesia ini merupakan sesuatu yang sangat istimewa dan pantas diapresiasi.

Bagi Indonesia yang sampai sekarang belum memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), maka kerja sama ini tentu membuka peluang emas bagis lompatan besar dalam pembangunan energi nasional.

Di samping itu, kerja sama nuklir Indonesia–Rusia juga harus dilihat sebagai bagian dari strategi geopolitik yang cerdas.

Komentar