Kisah di Istana: Dari Uang Logam, Celana Jeans hingga Getuk

Agenda seremonial itu berlangsung khidmat. Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menkominfo Budi Arie Setiadi. Selain itu hadir pula Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu.

Usai acara, protokol mengarahkan peserta untuk berfoto bersama Presiden Jokowi, Menkominfo, Seskab dan Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu di tangga Istana Merdeka. Rombongan berjalan mengiri Presiden Jokowi, Ketua Umum PWI periode 2018-2023, Atal S Depari dan sejumlah tokoh lainnya.

Kami berjalan di belakang Presiden, berdampingan dengan Prof Rajab, lalu disamping kanan ada Anggota Dewan Pers yang juga wartawan senior Anggota PWI Paulus Tri Agung Kristanto dan Seskab Pramono Anung.

Cukup jauh berjalan. Saya menyimak saja, Mas Tri dan Pramono berbincang sepanjang perjalanan itu. Begitu mendekati tangga Istana Merdeka, tanpa dikomando sejumlah peserta tampak mempercepat langkah, bahkan ada yang berlari kecil.

Saya pun terkejut, ada apa ini. Rupanya biar bisa duluan mencari posisi yang pas untuk berfoto bersama Presiden Jokowi.

Usai berfoto bersama, karena tidak membawa handphone, akhirnya sejumlah personil Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, jadi sasaran untuk dimintai tolong mengambil sejumlah foto dengan latar belakang Istana Merdeka.

Nomor WatsApp Anggota Biro Pers itu dicatat agar kelak mengirimkan foto-foto tersebut. Sejumlah petugas itu pun tidak keberatan. Saya pun meminta ikut difoto bersama sejumlah kawan. Dalam perjalanan pulang saya mengirimkan pesan dan foto ke juru foto.

Mengirimkan foto ke petugas adalah saran seorang kawan. Menurutnya agar juru foto tadi tahu foto mana yang akan dikirim sehingga tidak salah dan bisa cepat. Selang beberapa menit foto di depan istana tadi pun dikirim.

Usai berfoto bersama, Presiden Jokowi, Menkominfo dan Seskab meninggalkan lokasi. Sedangkan rombongan diminta kembali ke Istana Negara tempat acara tadi berlangsung.

Di ruangan persis di belakang ruangan tempat acara tadi berlangsung sudah disiapkan hidangan aneka kue jajanan pasar di atas meja panjang. Ada resol, getuk, dadar gulung, lemper, cenil dan macam lainnya.

Selain itu, ada jus jeruk dan jus jambu biji. Pada meja lainnya lengkap dengan peralatan pembuat minuman kopi dan petugas yang melayani, disiapkan sejumlah jenis kopi siap saji.

Setelah dirasa cukup, kami pun meninggalkan Istana Negara dengan menumpang lima buah bis menuju stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung di Halim, Jakarta Timur. (*)

Komentar