Korupsi BPKP dan BPK yang Semestinya Mengawasi dan Memeriksa, Indikasi Tak Adanya Transparansi

Oleh: Andre Vincent Wenas

JurnalPatroliNews – Jakarta – Konteksnya BPKP adalah pengawasan, sedangkan BPK konteksnya pemeriksaan atau periksa ulang. BPKP merupakan auditor internal dari pemerintah, sedangkan BPK merupakan auditor eksternal. Begitulah pembagian peran kedua instansi auditor keuangan negara ini.

Lengkap sudah, pengawasan internal oleh BPKP dan pemeriksaan eksternal oleh BPK. Tapi apakah dengan begitu korupsinya bisa hilang? Sayang sekali ternyata tidak!

Ambil contoh yang baru-baru ini terjadi di kasus korupsi jalan tol MBZ. Akhirnya terungkap dalam persidangan bahwa korupsi di proyek jalan tol MBZ itu malahan akibat oknum BPK yang bikin gara-gara sebagai sebagai pihak yang justru minta duit. Ya mereka dikatakan minta disediakan sepuluh miliar lebih.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang seyogianya mengaudit apakah ada temuan, artinya penyimpangan dalam pencatatan laporan keuangan malahan merekayasa apa yang semestinya dilaporkan agar bisa mengutil duit demi kenikmatannya sendiri.

“‘Tolong disediain di (proyek tol) Japek ini ada keperluan untuk BPK Rp10,5 M, Rp 10 M-an lah, pak,” begitu pengakuan dari Sugiharto, Direktur Operasional Waskita Beton Precast.

Untuk “keperluan” apa? Hanya sang oknum BPK dan setanlah yang tahu.

Ceritanya permintaan duit ini lantaran BPK menemukan banyak banget “temuan” dalam proyek pembangunan Jalan Tol MBZ. Nah, demi memenuhi permintaan itu direkayasalah sejumlah proyek fiktif. Apa pekerjaan fiktifnya?

Padahal pekerjaan sudah seratus persen kelar, maka dirancanglah, pekerjaan fiktifnya nilainya sekitar Rp 10,5 miliar. Katanya hanya untuk keperluan pemeliharaan (maintenance), hanya patching-patching (menambal) saja. Dan itu menurut Sugiharto kecil-kecilan saja.

Nilainya kecil “hanya Rp 10,5 miliar” katanya. Ya ampun pekerjaan fiktif senilai sepuluh miliar dibilang kecil. Ternyata besar-kecilnya nilai korupsi itu semakin relatif. Kegiatannya pun hanya “patching-patching” (menambal).

Apakah benar atau bohongan ya walahuallam. Jadi kerja riilnya belum tentu ada, artinya “no-maintenance at all” senilai sepuluh miliar lebih. Karena anggarannya bodong maka selama ini jalan tol MBZ itu diminta untuk merawat (maintenance) dirinya sendiri. Ajaib!

Komentar