Pengamat: Hadiah Fenomenal Reformasi 1998 Untuk Jadikan Joko Widodo Sebagai Presiden Yang Kembali Ke Neo Orde Baru! 

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Hadiah reformasi yang sangat fenomenal dan anomali kita peringati setelah 26 tahun reformasi, untuk memperingati hari kebangkitan Nasional Indonesia ke 116 diluar dugaan semua orang yang waras dan tidak lupa sejarah kelam masa lalu. Kini kita kembali ke neo orde baru yang wataknya 11~12. Kita tunggu babak selanjutnya di bawah kekuasaan pemerintah yang terpilih.

Anak muda saat ini tergolong miskin pengalaman dan rendah pemahaman akan sejarah kelam bangsa ini, ditambah juga tidak malas membaca buku-buku, ini pendapat saya kutip yang termuat didalam pemberitaan media. Menurut riset yang menyatakan bahwa tingkat IQ orang Indonesia hanya 78, 49 menduduki peringkat ke 129. Hal ini dianggap rekayasa oleh segelintir orang yang tidak mau terima itu hasil riset, “tutur Samuel F Silaen pengamat politik kepada redaksi JurnalPatroliNews Senin (20/05/24).

“Miris memang bila ada orang bisa sampai lupa masa lalu, hanya karena dia saat ini hidupnya enak buah dari reformasi tahun 1998, sebelumnya mungkin saja demonstran, namun karena saat ini menikmati keuntungan, lalu ‘diam-diam aja’, atau mungkin saja bersifat kontra pandangan politik terhadap pandangan para profesor dan cendekiawan yang lagi- lagi masih waras,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) itu.

Lanjutnya, perbedaan kontras terlihat jelas, bagaimana hukum harus tunduk dan dikalahkan oleh kekuasaan. Artinya hukum itu disesuaikan dengan keinginan penguasa meskipun harus tabrak sana- sini.

“Saat ini orang tertentu masih seperti tertidur pulas, oleh karena termasuk penikmat ‘kue’ kekuasaan rezim saat ini, ingat hukum tabur tuai maka akan tiba saatnya gelombang badai itu menghampiri yang saat ini ‘pura- pura’ lupa dan masih ‘diam- diam aja’ akibat Negara salah urus itu akan memakan korban rakyat yang papah,” jelas aktivis organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) itu.

“Negara atau bangsa yang kaya raya tapi rakyatnya miskin- miskin, ini tentu karena terjadi perampokan harta warisan bangsa yang luar biasa dan yang menikmati hanya segelintir orang saja yang berada dilingkaran kekuasaan tok, jelas ini bukti salah urus, sehingga menimbulkan berbagai dampak serius terhadap kelangsungan hidup rakyat banyak,” tambah Samuel.

“Bagi yang masih berkuasa tentu tidak langsung terkena imbas kenaikan harga kebutuhan pokok dll, kenaikan harga-harga yang semakin mencekik leher masyarakat Indonesia. Tentunya tidak langsung berdampak kepada aparatur pemerintah, sebab pejabat dan aparatur sipil digaji dari pungutan pajak,” ungkap Alumni Lemhanas Pemuda 2009 itu.

Komentar